MAKALAH
PERADABAN ISLAM
PADA MASA KHULAFAUR RASYIDIN (632 – 661 M)
Disusun Oleh :
v
Djariadin Ronalko
v
Hardawani
v
Khaeria La Turi
Semester :
V (Lima)
Dosen
Pembimbing
Rusli,
S.Ag.,MA
JURUSAN
TARBIYAH
FAKULTAS
AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH BUTON
PASARWAJO
2013/2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT yang
mana telah memberi kita taufiq dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyusun
makalah yang berjudul “Peradabanislam Pada Masa Khulafa Rasyidin
(632-661 M)”. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Peradaban Islam pada
Universitas Muhammadiyah Buton (UMB).
Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW, beserta keluarga dan para sahabatnya yang telah membimbing kita
dari jalan kegelapan menuju jalan yang terang benderang.
Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat dan
menambah wawasan bagi kami khususnya, dan segenap pembaca umumnya. Kami
menyadari bahwa paper ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari berbagai pihak sangat kami harapkan untuk menuju kesempurnaan
makalah ini.
Tak lupa kami mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah bersusah payah membantu hingga
terselesaikannya penulisan makalah ini. Semoga semua bantuan dicatat sebagai
amal sholeh di hadapan Allah SWT. Amin.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Sejarah
merupakan suatu rujukan yang sangat penting saat kita akan membangun masa
depan. Sekaitan dengan itu kita bisa tahu apa dan bagaimana perkembangan islam
pada masa lampau. Namun, kadang kita sebagai umat islam malas untuk melihat
sejarah. Sehingga kita cenderung berjalan tanpa tujuan dan mungkin mengulangi
kesalahan yang pernah ada dimasa lalu. Disnilah sejarah berfungsi sebagai
cerminan bahwa dimasa silam telah terjadi sebuah kisah yang patut kita pelajari
untuk merancang serta merencanakan matang-matang untuk masa depan yang lebih
cemerlang tanpa tergoyahkan dengan kekuatan apa pun. Perkembangan Islam pada
zaman Nabi Muhammad SAW dan Para Sahabat adalah merupakan Agama Islam pada
zaman keemasan, hal itu bisa terlihat bagaimana kemurnian Islam itu sendiri
dengan adanya pelaku dan faktor utamanya yaitu Rasulullah SAW.
Kemudian
pada zaman selanjutnya yaitu zaman para sahabat, terkhusus pada zaman Khalifah
empat atau yang lebih terkenal dengan sebutan Khulafaur Rasyidin, Islam
berkembang dengan pesat dimana hampir 2/3 bumi yang kita huni ini hampir
dipegang dan dikendalikan oleh Islam. Hal itu tentunya tidak terlepas dari para
pejuang yang sangat gigih dalam mempertahankan dan juga dalam menyebarkan islam
sebagai agama Tauhid yang diridhoi.
Perkembangan
islam pada zaman inilah merupakan titik tolak perubahan peradaban kearah yang
lebih maju. Maka tidak heran para sejarawan mencatat bahwa islam pada zaman
Nabi Muhammad dan Khulafaur Rasyidin merupakan islam yang luar biasa
pengaruhnya. Namun yang terkadang menjadi pertanyaan adalah kenapa pada zaman
sekarang ini seolah kita melupakannya. Sekaitan dengan itu perlu kiranya kita
melihat kembali dan mengkaji kembali bagaimana sejarah islam yang sebenarnya.
B. Rumusan
Masalah
Adapun masalah yang penulis ambil dari latar belakang
di atas yaitu.
a.
Apa pengertian
dan cakupan al-Khulafaur Rasyidin ?
b.
Bagaimana
kepemimpinan pada masa khalifah Abu Bakar, Umar, Ustman dan Ali ?
c.
Bagaimana
perkembangan peradaban islam ?
C. Batasan
Masalah
Dari isi makalah ini penulis membatasi beberapa
masalah yaitu.
a.
pengertian dan
cakupan al-Khulafaur Rasyidin.
b.
kepemimpinan
pada masa khulafaur rasyidin.
c.
perkembangan peradaban
islam.
d.
mempelajari
sejarah lebih dalam lagi.
D. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini yaitu.
a.
Kita bisa
mengetahui pengertian dan cakupan al-Khulafaur Rasyidin.
b.
Kita bisa
mengetahui kepemimpinan pada masa khulafaur rasyidin.
c.
Kita bisa
mengetahui perkembangan peradaban islam.
d.
Kita bisa
mempelajari sejarah lebih dalam lagi.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
PERADABAN ISLAM
PADA MASA KHULAFA RASYIDIN (632-661 M)
A. Pengertian
Khulafaur Rasyidin
Kata khulafaur rasyidin terdiri dari dua kata, yaitu
khulafa’kata khulafa’ dan arrasyidin. Kata khulafa’ adalah jama’ dari kata
kholifah, yang artinya pengganti atau orang yang ditunjuk sebagai pengganti,
pemimpin atau penguasa. Kata arrasyidin adalah bentuk jama’ dari kata arrasyid,
artinya orang yang mendapat petunjuk.
Jadi, menurut istilah khulafaur rasyidin adalah
orang-orang yang ditunjuk sebagai pengganti, pemimpin atau penguasa, yang
selalu mendapatkan petunjuk dari Allah SWT.
Menurut istilah, khulafaurrasyidin adalah orang-orang yang ditunjuk menggantikan kedududkan rasulullah sebagai pemimpin umat dan kepala negara, setelah Rasulullah wafat.
Menurut istilah, khulafaurrasyidin adalah orang-orang yang ditunjuk menggantikan kedududkan rasulullah sebagai pemimpin umat dan kepala negara, setelah Rasulullah wafat.
B. Kedudukan
dan Tugas Khulafaur Rasyidin
Semasa rasulullah masih hidup, beliau tidak pernah
berwasiat kepada siapapun tentang siapa yang akan menggantikan beliau sebagai pemimpin,
setelah beliau wafat. Hal ini menunjukkan bahwa beliau sudah menyerahkan
masalah kepemimpinan dan kepala negara kepada semua umat islam.
Karena itulah, setelah beliau wafat bahkan belum
sampai jenazah beliau dimakamkan, kaum anshar dan muhajirin sudah memperebutkan
kekuasaan dan berkumpul di balai kota bani sa’idah, madinah untuk
memusyawarahkan siapa yang akan menjadi pemimpin sebagai pengganti nabi. Kaum
anshar dan muhajirin merasa sama-sama berhak menjadi pemimpin dan akhirnya
dengan semangat dan ukhuwah islamiah yang tinngi, Abu Bakar terpilih menjadi
pemimpin umat islam.
Sebagai pengganti rasulullah, para khalifah mempunyai
kedudukan yang sangat penting dalam sejarah umat islam, yaitu :
1.
Sebagai pemimpin
umat islam
2.
Sebagai penerus
perjuangan rasulullah
3.
Sebagai kepala
negara, dan kepala pemerintah
Setelah nabi wafat, banyak umat islam terutama
orang-orang yang masih lemah imannya keluar dari agama islam dan juga banyak
orang yang tidak mau membayar zakat, bahkan juga ada orang yang mengaku menjadi
nabi.
Dengan beberapa faktor tersebut, dapat disimpulkan
bahwa tugas khulafaur rasyidin yang terpenting adalah sebagai berikut :
1.
Melanjutkan
dakwah dan risalah nabi dalam membina umat islam sesuai dengan alqur’an dan
sunnah rasulullah.
2.
Memerangi orang
yang sengaja mau merusak islam.
3.
Memerintah
sebagai kepala negara dan kepala pemerintah.
4.
Mengembangkan
dan memperluas wilayah islam.
Adapun nama-nama khulafaur rasyidin adalah sebagai berikut :
1.
Abu Bakar
as-Siddiq (632-634 M / 11-13 H)
2.
Umar bin Khattab
(634-644 M / 13-23 H)
3.
Usman bin Affan
(644-656 M / 23-35 H)
4.
Ali bin Abi
Thalib (656-661 M / 35-40 H)
C. Masa
Kepemimpinan Khulafaur Rasyidin
1.
Abu Bakar
Ash-Shiddiq
Abu bakar adalah orang pertama yang masuk islam dari
kalangan tua. Meskipun pada waktu masuk islam beliau tidak muda lagi tapi
semangat beliau tidak setua dengan usianya, beliau mempunyai semangat besar
dalam mendakwahkan dan mengembangkan agama yang dibawa oleh Rosulullah. Dan
banyak para sahabat yang masuk islam atas jasa beliau, diantaranya Utsman bin
Affan, Zubair bin Awwam, Abdurrahman bin Auf. Dan karena kebaiakannya beliau
juga membeli budak-budak yang disiksa oleh tuannya karena memeluk agama islam,
diantara budak-budak yang dimerdekakannya adalah: “Bilal bin Rabah, Amir bin
Fuhairah, Zanirah, dan lain-lain”.
Setelah Rosulullah saw. Wafat banyak sekali
pertentangan dalam menentukan siapa yang pantas dan berhak menjadi khalifah,
salah satu diantaranya adalah kaum anshar yang menginginkan bahwa yang berhak
menjadi khalifah adalah kaum yang berasal dari anshar. Akan tetapi permintaan
itu ditolak, dan sebagian besar kaum muslimin pada waktu itu menginginkan Abu
Bakar. Maka dipilihlah beliau sebagai khalifah.
Setelah Abu Bakar Ash-Siddiq dibaiat sebagai khalifah
yang pertama, banyak sekali kesulitan-kesulita yang beliau hadapi, dengan masa
pemerintahan yang singkat yakni kurang lebih 2 tahun 3 bulan, beliau berhasil
menghadi persoalan yang terjadi pada waktu itu, diantaranya adalah “melakukan
pemberantasan kepada orang-orang murtad, orang-orang yang tidak mau membanyar
zakat, dan yang mengaku sebagai nabi.” Selain itu kerja keras yang beliau
lakukan pada masa pemerintahannya adalah menerima gagasan untuk menghimpun
Al-Qur’an dalam satu mushaf. Yang mana Umar bin Khattab adalah orang pertama
yang mengusulkannya. Hal ini dilakukan untuk menjaga kemurnian Al-Qur’an karena
pada waktu itu para sahabat yang hafal Al-Qur’an banyak yang gugur
dimedan perang. Inilah untuk pertama kalinya Al-Qur’an dihimpun.
Perluasan wilayah pada masa Abu Bakar ash-Siddiq
ditujukan ke Persia dan Syiria (yang dikuasai oleh Romawi timur dibawah
pimpinan Kaisar Heraklius).
Di wilayah Persia, Abu Bakar mengangkat Khalid bin
Walid dan Mutsanna bin Haritsah sebagai panglima. dan mereka menuai kesuksesan
dalam menakhlukkan wilayah ini, setelah itu khalifah Abu bakar memerintahkan
kepada kedua panglima tadi untuk membantu dan bergabung dengan pasukan islam
yang ada diSyiria. Usaha perluasan wilayah di Syiria, Abu Bakar menugaskan 4
panglima perang, diantaranya:
a.
“Yazid bin Abu Sofyan, ditempatkan di Damaskus
b.
Abu Ubaidah bin
Jarrah, ditempatkan di Homs dan sebagai penglima besar
c.
Amr bin Ash,
ditugaskan di Palestina
d.
Surahbil bin
Hasanah, ditugaskan di Yordania”.
Sebenarnya pengembangan islam di Syiria sudah dimulai
ketika Nabi akan wafat dibawah pimpinan Usamah bin Zaid, namun berhenti ketika
mendengar berita bahwa Nabi Muhammad saw. Wafat. Dan perluasan wilayah ini
dilanjutkan kembali pada masa pemerintahan Abu Bakar, usaha ini di pimpin oleh
4 panglima yang telah penulis sebutkan sebelumnya dan diperkuat lagi dengan
pasukan Khalid bin Walid dan Mutsanna nin Haritsah. Ditengah berkecamuknya
perang melawan Romawi ini terdengar kabar bahwa Abu Bakar Ash-Siddiq wafat pada
tahun 13H/ 634M. dan kekhalifahan dipegang oleh Umar bin Khattab.
2.
Umar bin
Khattab (643-644 M / 13-23 H)
Dalam peradaban islam umar sangatlah berarti penting,
jasa-jasanya untuk perkembangan islam dan kepentingan umat sangat kuat. Dapat
diibaratkan, Umar bin Khattab bagaikan mutiara yang cemerlang dalam sejarah
perkembangan islam. Para ahli sejarah sepakat bahwa umar bin khattab adalah
seorang negarawan, seorang jendral yang ahli dalam strategi perang, pemimpin
umat dan negara yang jujur, adil, disiplin, dan sangat sedrehana.
Banyak sekali perjuangan dan jasa-jasa Umar bin
Khattab, di antara jasa dan hasil perjuangan Umar bin Khattab adalah sebagai
berikut :
a)
Perluasan
wilayah
Pada masa pemerintahan Umar usaha pengembangan wilayah
terus dilanjutkan. Khalifah Umar bin khattab melanjutkan perluasan dan
pengembangan islam ke persia yang telah dimulai sejak khalifah Abu Bakar.
Beliau juga mengembangkan kekuasaan islam ke mesir,
yang pada saat itu penduduk mesir sedang mendapatkan penganiayaan dari bangsa
romawi dan sangat membutuhkan bantuan dari orang-orang islam.
Karena perluasan daerah terjadi dengan cepat,
Umar segera mengatur administrasi negara dengan mencontoh administrasi yang
sudah berkembang terutama di Persia.
b)
Bidang
Pemerintahan
Khalifah Umar bi Khattab sangat memperhatikan hal-hal
yang berkaitan dengan kelancaran pemerintahan. Pembangunan fasilitas
kepemerintahan di masa khalifah Umar sangat maju pesat. Di antara sarana-sarana
pemerintahan yang dibangun adalah :
1)
Mendirikan
baitul mal
2)
Mencetak mata
uang negara
3)
Membentuk
pasukan penjaga tapal batas
4)
membentuk
peraturan gaji pegawai pemerintah
5)
membuat sarana
komunikasi dan informasi
3.
Ustman bin
Affan
Ibnu Abdil Barr mengatakan, “Utsman dibaiat sebagai
khalifah pada sabtu, 1 Muharram 24 H setelah tiga hari dari pemakaman Umar bin
Al-Khathab.
Khalifah sebelumnya, Umar bin Al-Khathab telah
menyiapkan sebuah komite yang terdiri dari enam dari sepuluh orang sahabat
Rasulullah untuk memilih khalifah diantara mereka. Mereka adalah Utsman bin
Affan, Ali bin Abi Thalib, Zubair bin Awwam, thalhah bin Ubaidillah, Abdurahman
bin Auf, dan Sa’ad bin Abi waqqash. Di antara mereka yang di pilih sebagai
khalifah islam yang ketiga adalah Utsman bin Affan.
Enam tahun pertama masa pemerintahan Utsman bin Affan
berjalan dengan damai, namun enam tahun masa pemerintahan sesudahnya, terjadi
pemberontakan. Sayangnya utsman tidak isa menindak tegas para pemberontak ini.
Beliau selalu berusaha untuk membangun komunikasi yang berlandaskan kasih
sayang dan berlandaskan hati. Tatkala para pemberontak memaksa untuk melepaskan
kursi kekhalifahan, beliau menolak dengan mengutip perkataan Rasulullah. “suatu
saat nanti mungkin Allah akan memakaikan baju padamu, wahai utsman. Dan jika
orang – orang menghendakimu untuk melepaskannya, jangan lepaskan hanya karena
oang – orang itu.”
Setelah terjadi pengepungan yang lama, akhirnya
pemberontak berhasil memasuki rumah utsman dan membunuhnya. Utsman bi
Affan syahid pada hari jumat, 17 Dzulhijjah 35 H, setelah memerintah selama 12
tahun, sejak tahun 23 H.
Selama masa kekhalifahan utsman bin affan, kejayaan
islam terbentang dari Armenia, kaukasia, khurasan, kirman, sijistan, Cyprus,
sampai mencapai afrika utara. Kontribusi utsman yang paling besar dalam sejarah
islam adalah kompilasi dari teks asli Al-Qur’an yang lengkap. Banyak salinan Al
qur’an berdasarkan teks asli juga dibuat dan di distribusikan keseluruh dunia
islam. Dalam mengerjakan proyek besar ini, beliau dibantu dan banyak mendapatkan
masukan dari Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Zubair, Said bin Al-Ash dan
Abdurahman bin Al-Harits. Utsman berhasil membangun administrasi kekhalifahan
yang terpusat dan memantapkan penerbitan Al-Qur’an yang resmi.
Pengadilan agama yang semula dilakukan di masjid, oleh
utsman dibangun gedung baru, khusus gedung pengadilan. Beliau juga yang
mengadakan perluasan Masjid Nabawi dan Masjidil haram serta membentuk armada
laut islam yang pertama ketika terjadi perang Dzatuswari (perang tiang kapal) yang
di pimpin Muawiyah bin Abi Sufyan pada 31 H.
Utsman bin Affan bin Abul Ash lahir dari keluarga yang kaya dan berpengaruh dari suku bangsa quraish silsilah bai umayyah. Usia beliau lebih muda lima tahun dari Rasulullah. Ia mendapatkan pendidikan yang baik, belajar membaca dan menulis pada usia dini. Di masa mudanya, ia telan menjadi seorang pedagang yang kaya dan dermawan. Dua kisah diatas merupakan bukti kedermawaannya.
Utsman berasal dari starta social dan ekonomi tinggi
yang pertama – tama memeluk islam. Ia memiliki kepribadian yang baik,
bahkan sebelum memeluk islam, utsman terkenal dengan kejujuran dan
integritasnya. Rasulullah berkata, “orang yang paling penuh kasih sayang dari
umatku kepada umatku adalah abu bakar, yang paling gagah berani membela agama
Allah adalah umar, dan yang paling jujur kerendahatiannya adalah utsman.
Mengenai sifat rendah hatinya ini, Rasulullah berkata,
“ bukankah pantas saya merasa rendah hati terhadap seseorang bahkan malaikat
pun berendah hati terhadapnya?”
Kepribadian utsman benar – benar merupakan gambaran
dari akhlak yang baik yang baik menurut islam (akhlakul karimah). Ia jujur,
dermawan, dan sangat baik hati. Rasulullah mencintai utsman karena akhlaknya,
mungkin itulah alas an mengapa beliau mengizinkan dua anaknya untuk menjadi
istri utsman. Yang pertama adalah Ruqayyah. Ia meninggal setelah perang badar.
Rasulullah sangat tersentuh akan kesedihan yang dialami oleh utsman sepeninggal
Ruqayyah dan menasehati utsman untuk menikahi seorang lagi anak perempuan beliau
Ummu Kultsum. Karena kehormatan yang besar dapat menikahi dua anak perempuan
Rasulullah, utsman terkenal dengan sebutan Dzun Nurain atau sang pemilik dua
cahaya.
Kedermawanan utsman tampak pada kehidupannya sehari –
hari. Ketika bencana kekeringan melanda madinah, kaum muslimin terpaksa
menggunakan sumur rum sebagai sumber mata air satu satunya. Sayangnya,
sumur tersebut milik yusur, seorang yahudi tua yang serakah. Untuk
mengambil air sumur itu, kaum muslimin harus membayar mahal dengan harga yang
ditetapkan si yahudi.
4.
Ali bin Abi
Thalib (35 – 40 H/656 – 661 M)
Dia adalah khalifah keempat dari khulafaur Rasyidin.
Ayahnya abu thalib bin Abdil Muthalib bin Hasyim bin Abdi Manaf. Ibunya Fatimah
binti Asad bin Hasyim bin Abdi Manaf. Jadi, baik dari ayah maupun ibunya, ali
adalah keturunan Bani Hasyim.
Setelah terbunuhya Utsman, kaum muslimin memilih Ali
untuk menjadi pemimpin mereka. Pada masa Ali timbul beberapa gerakan yang
menentang pemerintahan. Karena itu, selama memerintah beliau banyak mencurahkan
perhatiannya pada pembangunan dan penerbitan keadaan dalam negeri, kholifah Ali
mempunyai watak pemberani, pandai memanah dan memainkan pedang, ahli hukum
agama. Beliau selalu ikut dalam suatu perang besar Rasulullah kecuali perang
Tabuk. Dalam pemerintahannya, beliau melakukan penggantian para gubernur yang
di angkat oleh Usman. Tindakan ini menimbulkan beberapa akibat, diantaranya
munculnya tiga golongan( golongan Ali, golongan Muawiyahh, dan golongan Aisyah,
Zubair dan Thalhah). Meletusnya perang Jamal, perselisihan Ali dan Muawiyah dan
terjadi perang Shiffin. Akibat dari perang Shiffin muncullah Khowarij dan
Syi’ah. Khowarij adalah kelompok yang keluar dari golongan Ali karena tidak
setuju dengan kebijakan Ali memberhentikan perang Shiffin disaat pihaknya
merasa hampir menang, di samping tidak setuju diadakannya pertempuran
perdamaian dengan pihak Muawiyah di Daumatul Jandal. Peristiwa ini dikenal
dengan peristiwa Majelis Taklim Daumatul Jandal. Sedangkan Syi’ah adalah
golongan yang tetap loyal terhadap Ali.
Beberapa orang Khowarij yang beranggapan bahwa pangkal
kekacauan di kalangan umat Islam ada tiga orang Imam yaitu: Ali, Muawiyah dan
Amru bin As. Karena itu mereka harus di bunuh. Asda tiga orang Khowarij yang
bertugas membunuh mereka yaitu Abd.Rahman bin Muljani bertugas membunuh Ali dan
ia berhasil, Barak bin Abdullah bertugas membunuh Muawiyah dan tikamannya hanya
mengenai pinggul dan ia tidak meninggal, bahkan Barak sendiri di bunuh
sedangkan Amir bin Bakri bertugas membunuh Amr bin Ash dan tidak berhasil
karena tidak hadir mengimami sholat, sehingga yang terbunuh adalah wakilnya.
Selama masa Khulafaurrasyidin, dalam bidang kebudayaan mengalami kemajuan,
misalnya munculnya seni sastra dan bangunan yang meliputi:
a.
Seni bangunan
sipil( seperti pembuatan gedung)
b.
Seni bangunan
agama( seperti pembangunan masjid)
c.
Seni bangunan
militer( seperti pembangunan benteng pertahanan)
Departemen yang di bentuk antara lain:
a.
Al- Nidham Al-
Siyasi( menangani masalah politik)
b.
An- Nidham Al-
Idari( menangani administrasi negara)
c.
Al- Nidham Al-
Mali( menangani keuangan dan ekonomi negara)
d.
An- Nidam Al-
Harbi( menangani angkatan perang dan perlengkapannya)
e.
An- Nidham Al-
Qadha’( menangani masalah kehakiman)
D.
Sistem
Pengangkatan Sebagai Khalifah
a.
Abu
Bakar
Setelah
Nabi Wafat terjadilah perdebatan sengit antar kaum muslimin yaitu kaum
Muhajirin dan Anshar, keduanya saling mengklaim bahwa kelompoknya yang paling
berhak menjadi pemimpin umat Islam. Semua itu disebabkan karena sebelum nabi
wafat, beliau tidak meninggalkan wasiat siapakah yang akan menggantikan beliau,
nampaknya beliau menyerahkan urusan ini kepada umat. Namun dengan semangat
ukhuwah Islamiyah yang tinggi abu bakar terpilih sebagai khalifah.
b.
Umar
bin Khatab
Umar
diangkat menjadi khalifah atas pilihan pemuka-pemuka sahabat, pengangkatan
ketika berlangsung umar sedang sakit sedangkan barisan depan pasukan Islam
mengancam Palestina, Iraq Dan Kerajan Hirah. Hal ini ditujukan untuk
mengantisipasi terpecahnya orang-orang musim. Ternyata kebijakan abu bakar
diterima masyarakat yang segera membaiat Umar.
c.
Ustman
bin Affan
Saat
akan meninggal umar mengajukan enam calon khalifah yang salah satunya
diantaranya akan dipilih menggantikan dirinya, empat calon mengundurkan diri,
sehingga tinggalah Ustman dan Ali sebagai kontestan jedua orang itu menerima
keputusan abdur rahman ibn auf, yang pada hari ketiga merekam suaranya untuk
Ustman menjadi khalifah Islam ke tiga. Terpilihnya Ustman diikuti dukungan dan
sumpah penduduk Madinah kepadanya.
d.
Ali
bin abi Thalib
Kepemimpinan
ali adalah pemilihan masyarakat muslim, karena setelah Ustman wafat masyarakat
beramai-ramai membaiat ali sebagai khalifah
E.
Kebijakan
Dalam Perkembangan Islam
Abu bakar ash Shiddiq (632-634 M)
·
Perbaikan sosial, yakni menciptakan stabilitas
wilayah Islam
·
Pengumpulan ayat-ayat suci al-Qur’an
·
Perluasan dan penyebaran Islam ke Iraq,
Persi Dan Syiria
Setelah
memerintah Islam selama dua tahun tiga bulan satu hari, abu bakar wafat dalam
usia 63 tahun pada hari senin tanggal 23 jumadilakhir tahun ke-13 H/634 M dan
dimakamkan di dekat makam Rasulullah Saw.
Umar bin Khatab (634-644 M)
·
Dalam masa sepuluh tahun
pemerintahannya, beliau dapat mengembangkan perluasan Islam sampai ke Syiria,
Palestinma, Iraq, Persia, Dan Mesir.
·
Membagi daerah kekuasaan Islam menjadi
beberapa wilayah dan dibawah kekuasaan seorang gubernur, seperti kuffah dengan
gubernur Attab bin Kazwan
·
Membentuk dewan-dewan, seperti baitul
mal (bendaharawan negara) yang mengatur masuk keluarnya uang dan dewan angkatan
perang yang bertugas menulis nama-nama tentara dan mengatur gaji mereka.
·
Menetapkan tahun hijriyah sebagai tahun
Islam.
·
Membangun masjid-masjid, seperti
masjidil haram dan masjid nabawi
·
Penghapusan perbudakan, pembangunan
kota, sekolah dan fasilitas umum.
·
Menjadikan shalat tarawih di bulan
ramadhan dikerjakan secara berjamaah
Umar
bin khatib meninggal dalam usia 63 tahun, yakni tahun 644 M setelah memerintah
10 tahun 6 bulan.
Ustman bin Affan (644-656 M)
·
Membangun dan memperindah masjid Nabawi
di madinah
·
Membentuk angkatan laut
·
Menyebarkan Islam sampai Khurasan,
Armenia, Afrika, Rai, Azarbejan, Amuriyah dan Cyprus.
·
Pengumpulan dan penulisan al-Qur’an
·
Ustman wafat dalam usia 82 tahun,
setelah memerintah selama 12 tahun.
Ali bin Abi Thalib (656-661 M)
·
Pemecatan gubernur yang diangkat Ustman
yang dianggap nepotisme
·
Menarik kembali tanah yang diberikan
Ustman kepada penduduk
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Alkhurafa’ur
rasyidin adalah pemimpin yang mendapat petunjuk sesudah nabi wafat untuk
menggantikan beliau melanjutkan tugas-tugas sebagai pemimpin agama dan kepala
pemerintahan. Nama khulafaur rasyidin ini hanya untuk empat sahabat yang
menjadi khalifah secara berturut-turut setelah nabi. Mereka adalah orang-orang
yang sangat setia kepada nabi. Pada masa ini, mereka betul-betul menurut
teladan nabi, mereka dipilih melalui proses musyawarah, yang dalam istilah
sekarang disebut demokratis. Pemerintahan itu sangat berjasa dengan
perkembangan Islam,. Karena pada masa ini banyak mengadakan ekspansi-ekspansi
ke daerah yang non muslim
B.
Saran
Demikianlah
makkah ini saya buat, apabila ada kata atau penyampaian dari saya kurang pas
saya mohon kritik dan sarannya, karena itu bisa menjadi koreksi bagi saya dan
semoga makalah ini bisa bermanfaat untuk kita semua. Amin .
DAFTAR PUSTAKA
Badri Yatrim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003
Badri Yatrim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003
Depag
RI, Ensiklopedi Islam, Jilid 3,
(Jakarta: Anda Utama,1993)
Gufron
A. Mas’udi, Ensiklopedi Islam,
(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1999)
Hussein
Bahreisj, 450 Masalah Agama Islam,
(Surabaya: al-Ihlas, 1980)
Mohammad
Husein, Pemerintahan Islam, (Jakarta:
Pustaka Firdaus, 1990)
Tamil
Ahmad, Sejarah Muslim Terkemuka,
(Jakarta: Tamrint, 1987).
Zainuiddin,
Mohammad Jamhari, al Islam 2,
(Bandung: Pustaka Setia, 1999)
Ilmu yang menambah wawasan, terimakasih atas informasinya kaka.
BalasHapus