Senin, 06 Juli 2015

KISI-KISI UPM

KISI-KISI UJIAN KOPETENSI T.A 2014/2015

MATA KULIAH   : TEKNOLOGI PEMBELAJARAN
FAKULTAS           : AGAMA ISLAM
PRODI                    : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

1.      Hasil refisi teknologi pembelajaran yaitu ; “ Teknologi Pembelajaran adalah teori dan praktek dalam desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, serta evaluasi  tentang proses dan sumber untuk belajar.”
2.      Menurut Heinich, Molenida, dan Russel (1993) mendefinisikan Teknologi Pembelajaran  sebagai "penerapan pengetahuan ilmiah tentang proses belajar pada manusia dalam tugas praktis belajar mengajar."
3.      Menurut definisi  tahun 1994, komponen Teknologi Pembelajaran, meliputi:
a)      Teori dan praktek
Teori terdiri dari konsep, bangunan (konstruk), prinsip dan proposisi yang memberi sumbangan terhadap khasanah pengetahuan. Sedangkan praktek merupakan penerapan pengetahuan tersebut dalam memecahkan permasalahan.
Praktek juga dapat memberi konstribusi kepada pengetahuan melalui informasi yang didapat dari pengalaman.
Dalam Teknologi pembelajaran, baik teori maupun prakek menggunakan  model prosedural dan model konseptual. Model prosedural menguraikan cara pelaksanaan tugas dan membantu menghubungkan teori dan praktek, sedangkan model konseptual memvisualisasikan  teori dan prtaktek.
b)      Disain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan dan penilaian
Kawasan disain merupakan sumbangan teoritik terbesar dari teknologi pembelajaran untuk bidang pendidikan yang lebih luas. Demikian pula kawasan pengembangan telah menjadi matang dan memberikan sumbangan terbesar untuk praktek. Sebaliknya, kawasan pemanfaatan secara teoritis maupun praktis masih belum berkembang dengan baik. Meskipun berbagai usaha telah dilakukan dalam bidang pemanfaatan media keadaanya masih tetap saja kurang mendapatkan perhatian. Sedangkan kawasan pengelolaan selalu ada dalam bidang karena sumber untuk menunjang berlangsungnya tiap fungsi harus diorganisasikan dan diawasi (dikelola). Kawasan penilaian masih menggantungkan diri pada penelitian dari bidang lain. Sumbangan utama bidang studi ini adalah evaluasi formatif. 
c)      Proses dan sumber
Proses adalah serangkaian operasi atau kegiatan yang diarahkan pada suatu hasil tertentu. Pengertian proses mencakup tata urutan yang terdiri dari masukan, kegiatan dan keluaran.
Sedangkan sumber ialah asal yang mendukung terjadinya belajar, termasuk sistim pelayanan, bahan pembelajaran dan lingkungan. Sumber belajar tidak terbatas hanya bahan dan alat yang digunakan dalam proses pembelajaran, namun juga mencakup tenaga, biaya dan fasilitas. Sumber belajar mencakup apa saja yang dapat digunakan untuk membantu setiap orang untuk belajar yang menampilkan kompetensinya.
d)     Untuk keperluan belajar
Tujuan teknologi pembelajaran adalah untuk memacu (merangsang)  dan memicu (menumbuhkan) belajar. Dalam definisi disebutkan bahwa belajar menyangkut adanya perubahan yang relatif permanen pada pengetahuan atau perilaku seseorang karena pengalaman (Mayer, 1982:1040). Berlo (1960) menunjukkan bahwa unsur-unsur pada proses belajar dengan proses komunikasi sejalan. Pada komunikasi, pesan diolah dan disalurkan yang kemudian diterima dan diberi makna serta disalurkan kembali sebagai umpan balik (feed back) kepada pengirim pesan. Sedangkan pada proses belajar, orang menanggapi, manafsirkan dan merespon terhadap rangsangan dan mengambil pelajaran dari akibat tanggapan tersebut.

4.      Desain sistem pembelajaran adalah proses sistematis dari perencanaan sistem pembelajaran, dan pengembangan pembelajaran adalah proses pelaksanaan rencana.
5.      Strategi pembelajaran merupakan suatu serangkaian rencana kegiatan yang termasuk didalamnya penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam suatu pembelajaran. Strategi pembelajaran disusun untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Strategi pembelajaran didalamnya mencakup pendekatan, model, metode dan teknik pembelajaran secara spesifik.
6.      Karakteristik pembelajaran adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak. Kebajikan terdiri atas sejumlah nilai, moral dan norma.
7.      Peran guru dalam interaksi belajar mengajar meliputi ;
a.      Guru Sebagai Pendidik
Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan dan identifikasi bagi para peserta didik, dan lingkungannya.
b.      Guru Sebagai Pengajar
Peranan guru sebagai pengajar dan pembimbing dalam kegiatan belajar peserta didik dipengaruhi oleh berbagai factor, seperti motivasi, kematangan, hubungan peserta didik dengan guru, kemampuan verbal, tingkat kebebasan, rasa aman dan keterampilan guru dalam berkomunikasi.
c.       Guru Sebagai Pembaharu (Inovator)
Guru menerjemahkan pengalaman yang telah lalu ke dalam kehidupan yang bermakna bagi peserta didik. Tugas guru adalah menerjemahkan kebijakan dan pengalaman yang berharga ini kedalam istilah atau bahasa moderen yang akan diterima oleh peserta didik.
d.       Guru Sebagai Model
Guru merupakan model atau teladan bagi para peserta didik dan semua orang yang menganggap dia sebagai guru.
8.      Penggunaan Media dalam pembelajaran, secara umum;penggunaan media dalam pembelajaran dapat memperlancar interaksi antara guru dengan siswa sehingga kegiatan pembelajaran akan lebih efektif dan efisien. Secara Khusus:
a.       Dengan menggunakan Media, penyampaian materi pembelajaran dapat diseragamkan 
b.      Proses pembelajaran menjadi lebih menarik 
c.       Proses pembelajaran menjadi lebih jelas 
d.      Efesien dalam waktu dan tenaga 
e.       Meningkatkan kualitas hasil belajar 
f.       Dengan media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja 
g.      Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan  proses pembelajaran 
h.      Merubah peran guru kearah yang lebih positif 
i.        Membuat pelajaran yang abstrak menjadi kongrit 
j.        Mengatasi ruang dan waktu 
k.      Membantu mengatasi keterbatasan indera manusia 
l.        Mampu menghadirkan objek yang langkah dan berbahaya di ruang kelas 
m.    Mampu memberikan kesan yang mendalam dan tahan lama pada diri si pelajar (siswa)



MATA KULIAH   : ILMU PENDIDIKAN ISLAM 
FAKULTAS           : AGAMA ISLAM
PRODI                    : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

1.      Ilmu Pendidikan Islam ialah uraian secara sistematis dan ilmiah tentang bimbingan atau tuntutan pendidikan kepada anak didik dalam berkembangnya agar tumbuh secara wajar berpribadi muslim.
2.      Dasardan Tujuan Ilmu Pendidikan Islam
a.       Dasar-dasar dalam uraian ini adalah landasan atau pijakan yang dijadikan tempat berjalannya ilmu pendidikan Islam. Pada prinsipnya, ilmu pendidikan Islam berfungsi mengembangkan pendidikan Islam itu sendiri.
Sedangkan Dasar Pendidikan Islam adalah Pendidikan Islam sebagai salah satu aspek dari ajaran Islam, dasarnya adalah Alquran dan Hadis Nabi Muhammad saw. Dari kedua sumber tersebut, para intelektual muslim kemudian mengembangkannya dan mengklasifikannya kedalam dua bagian yaitu: Pertama, akidah untuk ajaran yang berkaitan dengan keimanan; kedua, adalah syariah untuk ajaran yang berkaitan dengan amal nyata (Muhammad Syaltut).
b.      Tujuan Ilmu Pendidikan Islamialah suatu yang diharapkan tercapai setelah sesuatu usaha atau kegiatan selesai. Tujuan harus bersifat stasioner artinya telah mencapai atau meraih segala yang diusahakan.Adapun untuk meraih tujuan tersebut dilakukan berbagai usaha merupakan ikhtiyar maqsudi, upaya mencapai maksud, beberapa tujuan pendidikan Islam yang dapat disistematisasi sebagai berikut:
a)      Terwujudnya insan akademik yang beriman dan bertaqwa kepada Allah Swt.
b)      Terwujudnya insan kamil, yang berakhlakul karimah.
c)      Terwujudnya insan muslim yang berkepribadian.
d)     Terwujudnya insan yang cerdas dalam mengaji dan mengkaji ilmu pengetahuan.
e)      Terwujudnya insan yang bermanfaat untuk kehidupan orang lain.
f)       Terwujudnya insan yang sehat jasmani dan rohani; dan
g)      Terwujudnya karakter muslim yang menyebarkan ilmunya kepada sesama manusia. 
3.      Aliran-aliran dalam pendidikan islam yaitu ;
4.      Sejarah pendidikan Islam di Indonesia adalah :
a.       Sebagai keterangan mengenai pertumbungan dan perkembangan pendidikan islam di indonesia dari waktu kewaktu dari daeah ke daerah sejak zaman masuknya islam pertama ke indonesia sampai sekarang.
b.      Sebagai cabang ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan pendidikan islam di indonesia baik dari segi ide dan konsepsi maupun segi instusi dan operasionasi sejak masuknya islam pertama ke indonesia hingga sekarang.


MATA KULIAH   : PENGEMBANGAN KURIKULUM PAI
FAKULTAS           : AGAMA ISLAM
PRODI                    : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

1.      Pengertian Pengembangan kurikulum pendidikan agama Islam (PAI) dapat diartikan sebagai :
a.       kegiatan menghasilkan kurikulum PAI atau
b.      proses yang mengaitkan satu komponen dengan yang lainnya untuk menghasilkan kurikulum PAI yang lebih baik; dan atau
c.       kegiatan penyusunan (desain), pelaksanaan, penilaian dan penyempurnaan kurikulum PAI.
2.      Tujuan Pengembangan Kurikulum. Istilah yang digunakan untuk menyatakan tujuan pengembangan kurikulum adalah goals dan objectives. makna tujuan, khususnya tujuan pendidikan nasional adalah berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreaktif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
3.      Ruang lingkup pendidikan agama Islam di SMP meliputi keserasian dalam keseimbangan antara :
a.       Hubungan manusia dengan Allah SWT,
b.      Hubungan manusia sesame manusia, dan
c.       Hubungan manusia dengan alam (makhluk selain manusia) dan lingkungan.
4.      Terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan agar kurikulum yang dihasilkan betul-betul sesuai dengan Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam. Pengemb Kurikulum PAI, semua pihak (sekolah, siswa dan ortu, masy dan pemerintah), yg harus diperhatikan adalah;
a.       Prinsip yang beroreantasi pada tujuan
b.      Prinsip countinuitas
c.       Prinsip Fleksibel
d.      Prinsip Relevansi
e.       Prinsip Terpadu dan Seimbang
f.       Prinsip Efesiensi dan Efektifitas
g.      Prinsip Mutu. [ http://zulfikar-ali-buto.com/prinsip-prinsip-pengembangan-kurikulum-dalam-pendidikan-islam/ ]
[ http://fafafadlly.blogspot.com/2012/04/makalah.html ]
5.      Ciri perubahan kurikulum PAI dilihat dari ;
a.       perubahan dari tekanan pada hafalan dan daya ingatan tentang teks-teks dari ajaran-ajaran agama Islam, serta disiplin mental spiritual sebagaimana pengaruh dari timur tengah, kepada pemahaman tujuan, makna dan motivasi beragama Islam untuk mencapai tujuan pembelajaran PAI;
b.      perubahan dari cara berfikir tekstual, normatif, absolutis kepada cara berfikir historis, empiris, dan kontekstual dalam memahami dan menjelaskan ajaran-ajaran dan nilai-nilai agama Islam;
c.       perubahan dari tekanan pada produk atau hasil pemikiran keagamaan Islam dari para pendahulunya kepada proses atau metodologinya sehingga menghasilkan produk tersebut;
d.      perubahan dari pola pengembangan kurikulum PAI yang hanya mengandalkan pada para pakar dalam memilih dan menyusun isi kurikulum PAI ke arah keterlibatan yang luas dari para pakar, guru, peserta didik, masyarakat untuk mengidentifikasi tujuan PAI dan cara-cara mencapainya.


MATA KULIAH   : PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
FAKULTAS           : AGAMA ISLAM
PRODI                    : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

1.      Hubungan pancasila dengan pendidikan kewarganegaraan yaitu dari sila-sila Pancasila yang telah kita ketahui itu maka Pancasila akan menjadi alat/sarana kita dalam membina hubungan antar warga negara serta hubungan antar negara dengan warga negaranya. Dengan adanya pendidikan kewarganegaraan ini generasi penerus diberi bekal untuk dapat membina hubungan yang baik antar sesama dan negara melalui Pancasila sebagai pegangannya.
2.      Ruang lingkup pendidikan kewarganegaraa meliputi aspek-aspek ;
a.       Persatuan dan kesatuan bangsa, meliputi: hidup rukun dalam perbedaan, cinta lingkungan, kebanggaan sebagai bangsa indonesia, sumpah pemuda, keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, partisipasi dalam pembelaan negara, sikap positif terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, Keterbukaan dan jaminan keadilan.
b.      Norma, hukum dan peraturan, meliputi: tertib dalam kehidupan keluarga, tertib di sekolah, norma yang berlaku di masyarakat, peraturan-peraturan daerah, norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sistem hukum dan peradilan nasional, hukum dan peradilan internasional.
c.       Hak asasi manusia meliputi: hak dan kewajiban anak, hak dan kewajiban anggota masyarakat, instrumen nasional dan internasional HAM, pemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM.
d.      Kebutuhan warganegara meliputi: hidup gotong royong, harga diri sebagai warga masyarakat, kebebasan berorganisasi, kemerdekaan mengeluarkan pendapat, menghargai keputusan bersama, prestasi diri, persamaan kedudukan warganegara.
e.       Konstitusi negara meliputi: proklamasi kemerdekaan dan konstitusi yang pertama, Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia, Hubungan dasar negara dengan kostitusi.
f.       Kekuasaan dan Politik meliputi: Pemerintahan desa dan kecamatan, Pemerintahan daerah dan otonomi, Pemerintah pusat, Demokrasi dan sistem politik, Budaya politik, Budaya demokrasi menuju masyarakat madani, Sistem pemerintahan, Pers dalam masyarakat demokarasi.
g.      Pancasila meliputi: kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara, proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara, pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila sebagai ideologi terbuka. (Kurikulum KTSP, 2006)
3.      Uraian singkat yang harus bangsa indonesia lakukan untuk melestarikan pancasilasebagai perekat nasionaladalah ;
a.       Pertama memahami isi dan makna dari pancasila
b.      kedua menjalankan dan mengamalkan isi dari pancasila tersebut
c.       ketiga menjaga,merawat dan menanam dalam hati butir butir pancasila 
d.      keempat menerapkan nilai-nilai luhur setiap sila dalam kehidupan sehari-hari.
4.      Dua tujuan pendidikan kewarganegaraan berdasarkan keputusan dirjen dikti no.43/dikti/kep/2006 yaitu ;
1)      memberikan pengetahuan dan kemampuan dasar kepada mahasiswa mengenai hubungan antara warga negara dengan negara serta PPBN.
2)      mengantarkan mahasiswa memantapkan kepribadiannya sebagai manusia seutuhnya.
5.      Perbandingan Kondisi Kedaulatan Rakyat Pada Orde Lama, Orde Baru danReformasi sbb ;
a.       Pada Masa Orde Lama kedaulatan rakyat masih kuat tetapi kekuatan penuh di pegang oleh presiden (Presidensil).
b.      Pada Masa Orde Baru Kedaulatan Rakyat sangatlah terkekang atau tereksploitasi atau terpenjara karena sistem negara pada Orde baru disebut dengan N.O. B. (Negara Otoriter Birokrasi).
c.       Pada Orde Reformasi Kedaulatan Rakyat dan peran demokrasi terbuka lebar untuk masyarakat tetapi ada hal-hal yang paling substansial tidak berubah dalam artian sistem negara belum berubah, aparaturnya saja yang berubah. (Sistem negara yang dimaksud adalah sosial, ekonomi dan politik).


MATA KULIAH   : PERENCANAAN SISTEM PENGAJARAN PAI
FAKULTAS           : AGAMA ISLAM
PRODI                    : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

1.      Perencanaan sistem pembelajaran PAI adalah suatu pemikiran/ persiapan untuk melaksanakan tujuan pengajaran atau aktifitas pengajaran dengan menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran serta melalui langkah-langkah dalam pembelajaran yang menjadi suatu kesatuan yang terdiri atas komponen atau elemen yang saling berinteraksi, saling terkait, atau saling bergantung membentuk keseluruhan yang kompleks menjadi kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran.
2.      Fungsi Perencanaan Sistem Pembelajaran PAI ;
1)     Fungsi perencanaan pembelajaran bagi guru
a.      Perencanaan pembelajaran sebagai pedoman atau acuan dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
b.      Untuk menambah penguasaan guru terhadap materi yang diajarkan dan juga menyeleksi atau mengkombinasikan materi.
c.      Perencanaan pembelajaran sebagai alat untuk mengukur keberhasilan,belajar-mengajar, baik proses maupun hasil.
d.      Sebagai alat untuk membantu pengelolaan pendidikan
e.      Menjadikan kegiatan pembelajaran lebih terarah dan berjalan secara efektif dan efesien
2)     Fungsi perencanaan pembelajaran bagi siswa
a.      sebagai pedoman dan acuan belajar, karena materi pelajarannya sudah terencana.
b.      sebagai persiapan belajar, karena materi pelajarannya tidak akan berubah-ubah lagi (sudah terencana)
c.      menjadikan siswa senang dalam belajar, karena pembelajarannya terncana.
3.      Tujuan perencanaan pembelajaran PAIyang mendasar adalahsebagai pedoman atau petunjuk bagi guru, serta mengarahkan dan membimbing kegiatan guru dan siswa dalam proses pembelajaran PAI.
4.      Komponen dalam sistem pembelajaran menurut Wina Sanjaya adalah:
a.       Peserta didik: Mahasiswa sebagai peserta didik dalam sistem pembelajaran PAI merupakan komponen pertama, utama, dan yang paling penting (vital).
b.      Tujuan: Tujuan merupakan salah satu komponen dalam sistem pembelajaran yang berkaitan dengan misi dan visi suatu lembaga pendidikan.
c.       Kondisi: Kondisi atau keadaan dalam proses pembelajaran diupayakan dapat menjadi penggugah mahasiswa berperan aktif baik secara fisik maupun non fisik dalam pembelajaran, berinisiatif dalam pemecahan masalah, dan dimilikinya nalar yang logis oleh mahasiswa dalam penyampaian sebuah teori-teori yang ditemukannya dari beberapa sumber.
d.      Sumber-sumber belajar: Sumber belajar tidak hanya berupa buku ataupun sumber-sumber yang tertulis semata, namun sumber belajar merupakan segala sesuatu yang punya kemampuan dalam penambahan dan pengisian pengalaman-pengealaman pembelajaran bagi mahasiswa.
e.       Hasil belajar: Dalam sistem pembelajaran komponen hasil belajar menjadi tolak ukur tercapainya kemampuan mahasiswa yang sesuai dengan tujuan khusus yang telah direncanakan.
5.      Kompetensi Dasar adalah kemampuan untuk mencapai Kompetensi Inti yang harus diperoleh oleh peserta didik melalui pembelajaran. Kompetensi Dasar adalah konten atau kompetensi yang terdiri atas sikap, pengetahuan, dan ketrampilan yang bersumber pada kompetensi inti yang harus dikuasai peserta didik. Kompetensi tersebut dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran.
6.      Standar Kompetensi merupakan pernyataan tentang pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai peserta didik serta tingkat penguasaan yang diharapkan dicapai dalam mempelajari suatu mata pelajaran.
7.      Indikator adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau di observasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
SD/MI                          : ___________________
Mata Pelajaran           : Pendidikan Agama Islam
Kelas/Semester            : VI/1
Standar Kompetensi   : 1.      Mengartikan surah pendek pilihan
Kompetensi Dasar       : 1.1        Membaca QS Al Qadr dan Al ‘Alaq ayat 1-5
Alokasi Waktu            : 3×35      menit (1x pertemuan)

Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat membaca Surah Al Qadr dan Al Alaq ayat 1-5 denganharakat dan makhraj yang benar.
  1. Siswa dapat menerapkan hukum bacaan pada Surah Al Qadr dan Al‘Alaq ayat 1-5 dengan benar.
Karakter siswa yang diharapkan  :  Dapat dipercaya ( Trustworthines) , Rasa hormat dan perhatian ( respect ) , Tekun ( diligence ) , Tanggung jawab ( responsibility ), Berani ( courage ), Ketulusan (Honesty ),  Integritas ( integrity ) , Peduli ( caring ) dan Jujur (fairnes).
Materi Pembelajaran   : Surah Al Qadr dan Al ‘Alaq ayat 1-5.
Metode Pembelajaran  :1.   Siswa berlatih membaca Surah Al Qadr dan Al ‘Alaq ayat 1-5dengan harakat dan makhraj yang benar
  1. Siswa mengadakan Tanya jawab dengan teman-temannya membahas hukum bacaan yang ada pada Surah Al Qadr dan Al ‘Alaq ayat 1-5
  1. Siswa berlatih menerapkan hukum bacaan pada Surah Al Qadr dan Al ‘Alaq ayat 1-5
Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran:
  1. 1.       Kegiatan Pendahuluan
Apersepsi  dan Motivasi :
F Tadarus bersama surah-surah yang telah dihafal siswa
F Memberikan pengantar tentang bahan ajar yang akan disampaikan (melalui fitur Mutiara Islam)
  1. 2.       Kegiatan Inti.
&Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
F Beberapa siswa Sugi Dan Siswa lainnya membaca Surah Al Qadr dan Al Al ‘Alaq ayat 1-5,  sedangkan siswa yang lain mendengarkan
F Siswa membaca Surah Al Qadr dan Al ‘Alaq ayat 1-5 dengan harakat dan makhraj yang benar mangikuti bacaan guru
&Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
F Siswa mengulang-ulang membaca Surah Al Qadr dan Al ‘Alaq ayat 1-5
F Siswa diperkenalkan hukum bacaan yang ada pada Surah Al Qadr dan Al ‘Alaq ayat 1-5
F Siswa membaca Surah Al Qadr dan Al ‘Alaq dengan menerapkan hukum   bacaan yang benar
F Siswa menampilkan kemampuan membaca Surah Al Qadr dan Al ‘Alaq ayat 1-5 dengan harakat, makhraj, dan hukum bacaan yang benar di depan kelas
&Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
F Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
F Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan  dan penyimpulan
3.  Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
F Guru mengadakan Tanya jawab dengan siswa seputar pemahaman siswa tentang hukum bacaan yang ada pada surah yang telah dipelajari
F Siswa diminta menulis Surah Al Qadr dan Al ’Alaq ayat 1-5 di buku tugas
Alat/Sumber Belajar:
  1. Teks lafal Surah Al Qadr dan Al ‘Alaq ayat 1-5 di karton
  2. Buku Tajwid
  3. Buku Pendidikan Agama Islam
  4. Kaset/CD Alquran
  5. Alquran (juz Amma)
  6. Pengalaman guru
Penilaian: 
1.Produk ( hasil diskusi )
2.Performansi
3. Lembar Penilaian 
Mengetahui,
Kepala SD/MI ………………………
(_______________________)
NIP/NIK : ………………………

…….……..,…………………20…….
Guru Pendidikan Agama Islam

(_______________________)
NIP/NIK : ………………………
https://gedisaputra.wordpress.com/category/bahan-ajar-rpp/rpp-pai-kelas-6/

MATA KULIAH   : MATERI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS           : AGAMA ISLAM
PRODI                    : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

1.      Dua sumber ajaran pokok PAI yaitu ;
a.      Alquran adalah Kalam Allah ta’ala yang diturunkan kepada Rasul dan penutup para Nabi-Nya, Muhammad shallallaahu ‘alaihi wasallam, diawali dengan surat al-Fatihah dan diakhiri dengan surat an-Naas. Dan menurut para ulama klasik, Alquran sumber agama (juga ajaran) Islam pertama dan utama yang memuat firman-firman (wahyu) Allah, sama benar dengan yang disampai- kan oleh Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad sebagai Rasul Allah sedikit demi sediki selama 22 tahun 2 bulan 22 hari, mula-mula di Mekah kemudian di Medinah.
b.     Al-Hadis adalah sumber kedua agama dan ajaran Islam. Sebagai sumber agama dan ajaran Islam, al-Hadis mempunyai peranan penting setelah Al-Quran. Al-Quran sebagai kitab suci dan pedoman hidup umat Islam diturunkan pada umumnya dalam kata-kata yang perlu dirinci dan dijelaskan lebih lanjut, agar dapat dipahami dan diamalkan.
2.      Ruang lingkup pendidikan Agama Islam meliputi aspek-aspek sebagai berikut:
a.       Al-Qur’an dan hadist sebagai sumber ajaran Islam;
b.      Aqidah;
c.       Akhlaq;
d.      Fiqih;
e.       Tarikh dan Kebudayaan Islam.
3.      Pendidikan Agama Islam menekankan keseimbangan, keselarasan, dan keserasian 4 macam hubungan. Hubungan yang dimaksud yaitu ;
a.       antara hubungan manusia dengan Allah SWT,
b.      hubungan manusia dengan sesama manusia,
c.       hubungan manusia dengan diri sendiri, dan
d.      hubungan manusia dengan alam sekitarnya


MATA KULIAH   : AGAMA (PSIKOLOGI AGAMA)
FAKULTAS           : AGAMA ISLAM
PRODI                    : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

1.      Psikologi  agama merupakan cabang psikologi yang meneliti dan mempelajari tingkah laku manusia dalam hubungan dengan pengaruh keyakinan terhadap agama yang dianutnya serta dalam kaitannya dengan perkembangan usia masing-masing. upaya untuk mempelajari tingkah laku keagamaan tersebut dilakukan melalui pendekatan psikologi.
2.      Ruang Lingkup Dan Kegunaannya
Sebagai disiplin ilmu yang otonom, psikologi agama memiliki ruang lingkup pembahasannya tersendiri yang dibedakan dari disiplin ilmu yang mempelajari masalah agama yang lainnya. Sebagai contoh, dalam tujuannya psikologi agama dengan perbandingan agama memiliki tujuan yang tidak jauh berbeda yakni mengembangkan pemahaman terhadap agama dengan mengaplikasikan metode-metode penelitian yang bertipe bukan agama dan bukan teologis. Bedanya adalah bila ilmu perbandingan agama cenderung memusatkan perhatiannya pada agama-agama primitif dan eksotis tujuannya adalah untuk mengembangkan pemahaman dengan memperbandingkan satu agama dengan agama lainnya. Sebaliknya psikologi agama, memusatkan kajiannya pada agama yang hidup dalam budaya suatu kelompok atau masyarakat itu sendiri. Kajiannya terpusat pada pemahaman terhadap perilaku keagamaan tersebut dengan menggunakan pendekatan.
3.      Hubungan psikologi agama dan pendidikan Islam sangat terkait dengan tujuan pendidikan yakni menanamkan nilai kebaikan dan keadilan dalam diri seseorang. menurut Menurut Quraish Shihab, tujuan pendidikan al Qur`an (Islam) adalah membina manusia secara pribadi dan kelompok sehingga mampu menjalankan fungsinya sebagai hamba dan khalifah-Nya, guna membangun dunia ini sesuai dengan konsep yang ditetapkan Allah. Atau dengan kata yang lebih singkat dan sering digunakan oleh al Qur`an, untuk bertaqwa kepada -Nya. Jadi Pendidikan Islam sangat erat kaitannya dengan psikologi agama, bahkan psikologi agama digunakan sebagai salah satu pendekatan dalam pelaksanaan pendidikan islam.
4.      Sifat Keagamaan pada anak dapat dibagi menjadi enam bagian, antara lain :
a.       Unreflektif (kurang mendalam dangkal/tanpa kritik).
Pada fase ini anak memahami kebenaran agarna kurang begitu mendalam, mereka merasa puas dengan penjelasan/keterangan walaupun kurang masuk akal. Menurut penelitian, pikiran kritis baru muncul ketika umur 12 tahun.
b.      Egosentris
Anak lebih menonjolkan kepentingan dirinya dan lebih menuntut konsep keagamaan yang mereka pandang dan kesenangan dirinya. Sebagai contoh tujuan do'a dan sholat yang mereka lakukan adalah untuk mencapai keinginan pribadi. Mereka meminta sesuatu yang diinginkannya, minta ampun atas segala dosa yang telah diperbuatnya, dan minta tolong atasa ketidakmampuan yang mereka hadapi. Sifat ini muncul berkisar antara usia 5-9 tahun. Pada usia 9-12 tahun ide tentang do’a sebagai komunikasi antara anak dengan yang ilahimulai tampak. Setelah itu isi do’a beralih dari keiniginan egoistis menuju masalah yang tertuju pada orang lain yang bersifat etis.
c.       Andiromorphis
Konsep anak mengenai ketuhanan pada umumnya berasal dari pengalaman. Ketika berhubungan dengan orang lain , pertanyan anak mengenai "banaimana" dan "mengapa" biasanya mencerminkan usaha mereka menghubungkan penjelasan religius yang abstrak dengan dunia pengalaman mereka yang bersifat subjektif dan konkrit. Hasil penelitian Praff misalnya anak usia 6 tahun, kebanyakan menggambarkan Tuhan seperti manusia yang mempunyai wajah, telinga, mata, dsb. Dan memberi ganjaran atau hukuman misalnya dihubungkan dengan oiang tua ketika memberi hadiah.
d.      Verbalis dan Ritualis
Kehidupan agama pada anak sebagian besar tumbuh dari sebab ucapan (verbal). Mereka menghafal secara verbal kalimat-kalimat keagamaan dan mengajarkan amaliah yang mereka laksanakan berdasarkan pengalaman Yang diajarkan kepada mereka.
e.       Imitatif
Peranan orang tua terhadap anak sangatlah penting, karena perbuatan tindak keagamaan anak yang dilakukan oleh anak-anak pada dasarnya diperoleh melalui imitasi (meniru). Pendidikan sikap religius anak pada dasarnya tidak berbentuk pengajaran akan tetapi berupa teladan atau peragaan hidup yang nyata (riil).
Pepghayatan keagamaan anak-anak sebenarnya belum merupakan keseriusan, sebab tingkat perkembangan pikirannya baru pada tingkat imitative.
f.       Rasa Baran
Rasa heran dan kagum merupakan tanda dan sifat keagamaan pada anak. Berbeda dengan rasa heran pada orang dewasa, rasa heran dan kagum anak belum didasari dengan kritis dan kreatif. Mereka hanya kagum dengan keindahan lahiriyah saja. Untuk itu perlu bagi orang tua memberi pengertian dan penjelasan sesuai dengan perkembangan pemikirannya.
5.      Perilaku seorang anak terhadap yang lebih tua, dengan berpedoman pada Al-Qur’an surat Al Isra ayat 23-24 yaitu ;
a.       Taat dan patuh terhadap perintah kedua orang tua, taat dan patuh orang tua dalam nasihat, dan perintahnya selama tidak menyuruh berbuat maksiat atau berbuat musyrik, bila kita disuruhnya berbuat maksiat atau kemusyrikan, tolak dengan cara yang halus dan kita tetap menjalin hubungan dengan baik.
b.      Senantiasa berbuat baik terhadap kedua orang tua, bersikap hormat, sopan santun, baik dalam tingkah laku maupun bertutur kata, memuliakan keduanya, terlebih di usia senja.
c.       Mengikuti keinginan dan saran orang tua dalam berbagai aspek kehidupan, baik masalah pendidikan, pekerjaan, jodoh, maupun masalah lainnya. Selama keinginan dan saran-saran itu sesuai dengan ajaran Islam.
d.      Membantu Ibu Bapak secara fisik dan materil. Misalnya, sebelum berkeluarga dan mampu berdiri sendiri anak-anak membantu orang tua terutama ibu. Dan mengerjakan pekerjaan rumah.
e.       Mendoakan Ibu Bapak semoga diberi oleh Allah kemampuan, rahmat dan kesejahteraan hidup di dunia dan akhirta.
f.       Menjaga kehormatan dan nama baik mereka.
g.      Menjaga, merawat ketika mereka sakit, tua dan pikun.



MATA KULIAH   :ULUMUL QUR’AN
FAKULTAS           : AGAMA ISLAM
PRODI                    : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

1.      PengertianUlum al-Qur’an adalah sebuah kompilasi berbagai macam disiplin ilmu,sebagai pendahuluan atau pengantar untuk memahami Al-Quran, seperti ilmu akan turunnya Al-Quran, pengumpulan, qiroat, mu’jizatnya (di antaranya tidak dapat ditahrif), nasikh dan mansukh, muhkan wa mutasyabihah, tafsir, tajwid dan lain sebagainya.
2.      Pengertian Nuzulul Qur’anadalah Peristiwa diturunkannya wahyu Allah SWT (AL-Qur’an) kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara Malaikat Jibril as secara bertahap.
3.      Pengertian Asbab An-Nuzul adalah peristiwa atau kejadian yang menyebabkan turunnya satu atau beberapa ayat yang mulia yang berhubungan dengan kejadian tersebut baik berupa pertanyaan yang diajukan kepada nabi atau kejadian yang berkaitan dengan urusan agam.
4.      Iqlab adalah salah satu hukum tajwidyang berlaku apabila huruf Nun Sukun( نْ ) atau  tanwin ( ــًــ, ــٍــ, ــٌــ ) bertemu dengan huruf Ba ( ب ) . Menurut bahasa, Iqlab artinya mengubah atau menggantikan sesuatu dari bentuknya.Cara membacanya adalah dengan menggantikan huruf  نْ atau  ــًــ, ــٍــ, ــٌــ menjadi suara huruf  mim sukun  (  مْ ) sehingga pada saat akan bertemu dengan huruf ب bibir atas dan bawah dalam posisi tertutup, diiringi dengan suara dengung sekitar 2 harakat.Hukum Iqlab di dalam Al-Quran, sudah ditandai dengan huruf mim kecil ( م )  – dan diletakkan di atas – antara نْ atau  ــًــ, ــٍــ, ــٌــ  dengan huruf ب .
Contohnya :

No

Huruf

Nun mati (نْ )

Tanwin (ً ٍ ٌ )


1


ب


مِنْ بَعْدِهِمْ


سَمِيْعٌ بَصِيْرٌ

5.      Ikhfa artinya menyamarkan/menyembunyikan bunyi nun mati atau tanwin. Maksudnya bunyi nun mati/ tanwin dibaca samar-samar antara jelas dan dengung, serta cara membacanya ditahan sejenak. Hukum bacaan disebut ikhfa apabila nun mati/tanwin bertemu dengan salah satu huruf ikhfa.
Contoh :
No
Huruf
Nun mati (نْ )
Tanwin (ً ٍ ٌ )
1

ت

فَمَنْ تَبِعَ

جَنّتٍ تَجْرِى
2

ث

فَمَنْ ثَقُلَتْ

شِهَابٌ ثَاقِبٌ

6.      Idgham artinya memasukkan atau melebur. Apabila nun mati atau tanwin bertemu salah satu huruf dari huruf ي ن م و ل ر maka wajib dibaca idgham, cara membacanya seolah mentasydidkan nun mati/tanwin (نْ / ً ٍ ٌ ) ke dalam huruf hidup sesudahnya. Sehingga bunyi nun mati atau tawin tidak terdengar sama sekali.Idgham terbagi menjadi dua macam, yaitu: idgham bighunnah dan idgham bila ghunnah.
Contoh : idgham bighunnah
no
Huruf
Nun mati (نْ)
Tanwin ( ً ٍ ٌ )
1
ي
مَنْ يَقُوْلُ

يَوْمَئِذٍ يَصْدُرُ


7.      Hubungan ulumul Quran dengan Tafsir Alquran.Sebagaimana kita ketahui bahwa ulumul qur’an adalah ilmu yang mencakup pembahasan-pembahasan yang berhubungan dengan Al-Qur’an al-Karim, dari segi pengetahuan tentang sebab-sebab turunnya, pengumpulan Al-Qur’an dan urut-urutannya, pengetahuan tentang ayat Makkiyah dan Madaniah, dan hal-hal lain yang ada hubungannya dengan Al-Qur’an.
Sebelum membahas mengenai hubungan antara Ulumul Qur’an dengan tafsir, maka kita harus lebih dahulu mengemukakan hal-hal yang berhubungan dengan tafsir.tafsir adalah alat yang digunakan untuk mengetahui kandungan yang tersimpan dalam Al-Qur’an.Untuk menjelaskan dan menafsirkan tentang ayat-ayat dalam Al-Qur’an, seseorang harus mempunyai pengetahuan yang mantap tentang ulumul Qur’an.
Dengan demikian, maka antara Ulumul Qur’an dan tafsir mempunyai hubungan yang sangat erat sekali.Ulumul Qur’an amat menentukan bagi seseorang yang ingin menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an secara tepat dan dapat dipertanggung jawabkan. Bagi seorang mufassir, maka ulumul Qur’an secara mutlak merupakan yang harus lebih dahulu dikuasainya, sebelum ia mulai memberikan tafsir terhadap ayat-ayat Al-Qur’an.


MATA KULIAH   :METODOLOGI PENGAJARAN PAI
FAKULTAS           : AGAMA ISLAM
PRODI                    : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

1.      Pengertian ;
a.       Metode adalah prosedur atau cara yang ditempuh untuk mencapai tujuan tertentu.
b.      Metodologi adalah ilmu-ilmu/cara yang digunakan untuk memperoleh kebenaran menggunakan penelusuran dengan tata cara tertentu dalam menemukan kebenaran, tergantung dari realitas yang sedang dikaji.
2.      Belajar ialah perubahan perilaku yang relative permanen yang merupakan hasil dari pengalaman.
3.      Beberapa ahli pendidikan, antara lain J. Guilbert, mengelompokkan faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar ini ke dalam empat kelompok besar, yakni 
a.       Faktor yang pertama, materi atau hal yang dipelajari, ikut menentukan proses dan hasil belajar. Misalnya, belajar pengetahuan dan belajar sikap atau keterampilan akan menentukan perbedaan proses belajar. 
b.      Faktor yang kedua adalah lingkungan yang dikelompokkan menjadi dua, yakni lingkungan fisik yang antara lain terdiri dari suhu, kelembaban udara, dan kondisi tempat belajar. Sedangkan faktor lingkungan yang kedua ialah lingkungan sosial, yakni manusia dengan segala interaksinya serta representasinya seperti keramaian atau kegaduhan, lalu lintas, pasar dan lain sebagainya. 
c.       Faktor yang ketiga, instrumental, yang terdiri dari perangkat keras (hardware) seperti perlengkapan belajar dan alat-alat peraga dan perangkat lunak (software) seperti kurikulum dalam pendidikan formal), pengajar atau fasilitator belajar serta metode belajar mengajar.
d.      Faktor yang keempat, kondisi individual subyek belajar yang dibedakan ke dalam kondisi fisiologis seperti kekurangan gizi, dan kondisi panca indera (terutama pendengaran dan penglihatan). Sedangkan kondisi psikologis, misalnya intelijensi, pengamatan, daya tangkap, ingatan, motivasi, dan lain sebagainya.