Mata Kuliah : Teknologi Pembelajaran
MATERI
KAWASAN TEKNOLOGI PEMBELAJARAN (KTP)
OLEH
KELOMPOK II :
NAMA :
NAMA :
:
DJARIADIN RONALKO
:
HARDAWANI
SEMESTER :
VII (TUJUH)
DOSEN
PENGAMPUH
SALIM,
S.Pd.,M.Pd
FAKULTAS AGAMA ISLAM
PRODI PEND.AGAMA ISLAM JURUSAN TARBIYAH
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BUTON
2014
I.
PEMBAHASAN
A.
Kawasan Teknologi
Pembelajaran.
Rumusan kawasan teknologi pembelajaran memiliki ruang lingkup yang lebih
sempit dalam dunia pendidikan dibandingkan dengan kawasan Teknologi pendidikan.
Kawasan teknologi pembelajaran tetap merujuk pada learning is purposive and
controlled. Pernyataan ini menjelaskan kedudukan kawasan teknologi
pembelajaran adalah di kelas. Sumber belajar berperan langsung sebagai komponen
sistem pembelajaran. Sumber belajar dalam kawasan teknologi pembelajaran
sengaja dirancang (by design) sesuai dengan ungkapan istilah prestructured
dan dimanfaatkan atau utilized. Sumber belajar harus memenuhi
kriteria sebagai berikut: (a) dirancang-dimanfaatkan yang disiapkan khusus yang
berlandaskan kompetensi dan materi ajar; (b) dipilih-dimanfaatkan yang sesuai
dengan kompetensi dan materi ajar dari koleksi yang sudah tersedia di sekolah
(Prawiradilaga, 2012: 45).
B. Kawasan AECT 1994
Definisi AECT tahun 1994 hanya menelurkan satu definisi yaitu teknologi
pembelajaran, kawasan yang dimunculkan pun hanya satu yaitu kawasan teknologi
pembelajaran. Namun dalam penjelasannya, definisi tersebut berhasil memilah
antara teori dan praktik. Teori yang disebut sebagai rujukan dan acuan dari
seluruh kegiatan terkait pembelajaran, sedangkan praktik atau terapan
menyediakan kesempatan untuk memvalidasi teori, selanjutnya teori ini dapat
dikaji ulang dan diperbaiki. Dengan demikian, terjadi simbiosis mutualisme
antara peran teori bagi terapan atau praktik dalam bidang teknologi
pembelajaran.
Proses dalam kawasan definisi ini adalah pekerjaan yang tidak ada titik,
atau tidak berhenti. Proses dilakukan terus-menerus, seperti lingkaran. Proses
sebagai pola pemikiran menelusuri sesuatu hal terkait satu sama lain. Sedangkan
sumber yang digunakan dari definisi mewakili produk yang dapat ditawarkan oleh
teknologi pembelajaran. Produk ini terkait dengan kebendaan yang dihasilkan
teknologi pembelajaran sebagai bidang garapan.
Kawasan Teknologi
Pembelajaran, dirumuskan berlandaskan lima bidang garapan dari Teknologi
Pembelajaran, yaitu Desain, Pengembangan, Pemanfaatan, Pengelolaan dan
Penilaian. Kelima hal ini merupakan kawasan (domain) dari bidang Teknologi Pembelajaran.
Dibawah ini akan dijelaskan semua landasan itu yaitu :
1. Kawasan Desain
Yang dimaksud dengan desain
adalah proses untuk menentukan kondisi belajar dengan tujuan untuk menciptakan
strategi dan produk. Kawasan desain bermula dari gerakan fisikologi
pembelajaran terutama diilhami dari pemikiran. Kawasan desain paling tidak
memiliki empat cakupan utama dari teori dan prakteknya yaitu(1) desain system
pembelajaran,(2) desain pesan,(3) strategi pembelajaran,(4) karakteristik
pembelajaran.
1) Desain syistem pembelajaran adalah yang terorganisasi
melalui langkah-langkah penganalisaan (proses perumusan yang akan dipelajari),
perancangan (proses penjabaran bagaimana mempelajarinya), pengembangan (proses
penulisan dan pembuatan atau produksi bahan pelajaran), pelaksanaan/ aplikasi
pemanfaatan bahan strategi), penilaian (proses penentuan ketepatan
pembelajaran). Agar dapat berfungsi sebagai alat untuk saling mengontrol semua
langkah-langkah tersebut harus tuntas.
2) Desai pesan adalah perencanaan untuk
merekayasa bentuk fisik dari pesan agar terjadi komonikasi antara pengirim dan
penerima, dengan memperhatikan prinsip perhatian, persepsi, dan daya tangkap.
Desain pesan berkaitan dengan hal-hal mikro seperti : bahan visual, urutan,
halaman dan layar secara terpisah. Desain harus bersifat spesifik baik tentang
media maupun tugas belajarnya. Hal ini mengandung makna bahwa
prinsip-prinsip desain pesan akan berbeda,bergantung dengan jenis medianya,
apakah bersifat statis, dinamis atau kombinasi keduanya,( misalnya : suatu
potret, film, atau grafik kompoter.
3) Strategi pembelajaran adalah spesifikasi untuk
menyeliksi serta mengurutkan peristiwa belajar atau kegiatan belajar dalam
suatu pembelajaran. Teori tentang strategi pembelajaran meliputi situasi
belajar dan komponen belajara / mengajar. Seorang desainer menggunakan teori atau
komponen strategi pembelajran sebagai prinsip teknologi pembelajaran. Dalam
mengaplikasikan suatu strategi pembelajaran bergantung pada situasi belajar.
4) Karakteristik peserta didik yaitu aspek latar belakang
pengalaman peserta didik yang mempengaruhi terhadap efektivitas proses
pembelajrannya. Karakteristik pembelajaran mencakup kedaan sosio-psiko-fisik
pembelajar. Secara fisikologis yang perlu mendapat perhatian dari karakteristik
pembelajaran yaitu : berkaitan dengan kemampuannya, baik yang bersifat potensial
maupun kecakapan nyata dan kepribadiannya seperti sikap, emosi, motivasi serta
aspek-aspek kepribadian lainnya.
2. Kawasan Pengembangan
Kawasan adalah proses
penterjemahan desain dalam bentuk fisik, didalamnya meliputi : (1) teknologi
cetak, (2) teknologi audio visual, (3) teknologi berbasis kompoter, (4)
teknologi terpadu. Kawasan pengembangan berakar pada produksi media melaui
proses yang bertahun-tahun perubahan dalam kemampuan dalam media ini berakibat
pada perubahan kawasan. Dalam kawasan pengembangan terdapat keterkaitan yang
kompleks antara teknolohi dan teori yang mendorong terhadap desain pesan maupun
srtategi pembelajarannya. Pada dasarnya kawasan pengembangan terjadi karena:
(a) pesan yang didorong oleh isi, (b) strategi pembelajaran yang didorong oleh
teori,(c) Memenifestasikan fisik dari teknologi perangkat keras, perangkat
lunak dan bahan pelajaran.
1) Teknologi cetak adalah cara untuk memproduksi
atau menyampaikan bahan seperti: buku-buku, bahan-bahan visual yang statis
terutama melalui percetakan meknis atau potografis. Teknologi ini menjadi dasar
untuk pengembangan atau pemanfaatan dari kebanyakan bahan pelajaran lainya. Dua
komponen teknologi ini adalah bahan teks verbal dan visual. Pengembangan kedua
jenis bahan pelajaran sangan bergantung pada teori persepsi visual, teori
membaca, pengolahan inforamasi oleh manusia dan teori belajar. Secara khusus,
teknologi cetak/visual mempunyai karakteristik sebagai berikut : (1) teks
dibaca secara linier, sedangkan visual direkam menurut ruang; (2) keduanya
biasanya memberikan komunikasi satu arah yang pasif; (3) keduanya berbentuk
visual yang statis; (4) pengembangannya sangat bergantung kepada
prinsip-prinsip linguistik dan persepsi visual; (5) keduanya berpusat pada
pembelajar; dan (6) informasi dapat diorganisasikan dan distrukturkan kembali
oleh pemakai.
2) Teknologi Audio-visual adalah cara untuk memproduksi
dan menyampaikan bahan dengan menggunakan peralatan dan elektronis untuk
menyajikan pesan-pesan audio-visual. Pembelajaran audio -visual dapat dikenal
dengan mudah karena menggunakan perangkat keras didalam proses pengajaran.
Peralatan audio-visual memungkinkan memproyeksikan gambar hidup, pemutaran
kembali suara, dan penayangan visual yang berukuran besar. Pembelajaran
Audio-visual dapat didefinisikan sebagai produksi dan pemanfaatan bahan yang
berkaitan dengan pembelajaran yang melalui penglihatan dan pendengaran yang
secara ekslusif tidak selalu harus bergantung pada pemahan symbol dan kata-kata
sejenis.
3) Teknologi berbasis Komputer adalah cara-cara memproduksi
dan menyampaikan bahan dengan menggunakan perangkat yang bersumber pada
mikroprosesor. Pada dasarnya teknologi berbasis computer menampilkan informasi
kepada pembelajran melalui tayangan di layar monitor. Aplikasi-aplikasi computer
ini hampir seluruhnya dikembangkan berdasarkan teori perilaku dan pembelajaran
terprogram, akan tetapi sekarang lebih banyak berlandasan pada teori kognitif.
Teknologi computer baik yang berupa keras maupun lunak biasanya memiliki
karakteristik sebagai berikut :
-
Dapat digunakan secara acak.
-
Dapat digunakan sesuai dengan keinginan pembelajaran,
disamping menurut cara seperti yang dirancang oleh pengembanganya.
-
Gagasan-gagasan biasanya diungkapkan secara abstrak
dengan menggunakan kata, symbol atau grafis.
-
Prinsip-prinsip ilmu kognitif diterapakan selama
pengembangan.
-
Belajar dapat berpusat pada pembelajaran dengan
tingkat interaktivitas tinggi.
4) Teknologi Terpadu
merupakan cara untuk memproduksi dan menyampaikan bahan dengan memadukan
beberapa jenis media yang dikendalikan komputer. Komputer dengan memori besar,
menyediakan pemutar video, monitor dengan resolusi tinggi, jaringan yang
lancar, sangat membantu terlaksananya pemanfaatan teknologi terpadu ini.
Kecenderungan
dan permasalahan teknologi cetak dan audiovisual mencakup peningkatan perhatian
terhadap desain teks, kerumitan visual serta penggunaan isyarat warna (Berry
dalam Seels dan Richey, 1994: 44). Kecenderungan dan permasalahan teknologi
komputer dan terpadu terletak pada tantangan mendesain teknologi interaktif,
penerapan konstruktivisme dan teori belajar sosial, sistem pakar dan otomisasi
peralatan pengembangan, serta aplikasi untuk belajar jarak jauh.
3. Kawasan Pemanfaatan
Pemanfaatan
adalah aktivitas menggunakan proses dan sumber untuk belajar. Kawasan
pemanfaatan sering terkena “imbas” kemajuan teknologi dan kebijakannya. Banyak
pihak yang memiliki ide untuk memanfaatkan apa pun teknologi untuk dunia
pendidikan. Padahal, prosedur pemanfaatan memerlukan rangkaian kegiatan yang
panjang, proses yang memerlukan kerja keras dan kerja sama pihak terkait, guru,
pemerintah, pelaksana di lapangan dan lainnya. Kawasan pemanfaatan meliputi
pemanfaatan media, difusi inovasi, implementasi dan institusionalisasi, dan
kebijakan dan regilasi.
1)
Pemanfaatan
Media
Pemanfaatan
media ialah penggunaan yang sistematis dari sumber untuk belajar. Proses pemanfaatan media merupakan
proses pengambilan keputusan berdasarkan pada spesifikasi desain pembelajaran,
dalam hal ini, urutan, karakteristik peserta didik, lingkungan belajar
merupakan beberapa aspek yang harus diperhatikan.
2)
Difusi
Inovasi
Difusi
Inovasi adalah proses berkomunikasi melalui strategi yang terencana dengan
tujuan untuk diadopsi. Tujuan difusi inovasi ini adalah agar suatu medium dapat
diterima dan digunakan dalam pembelajaran sehari-hari, tanpa ada keterpaksaan
dari pihak manapun. Komunikasi yang mulus menjadi kunci dari suatu difusi,
dampaknya adalah perubahan, atau penerimaan suatu inovasi.
3)
Implementasi
dan Pelembagaan
Implementasi
adalah penggunaan bahan dan strategi pembelajaran dalam keadaan yang
sesungguhnya bukan tersimulasikan. Pelembagaan adalah penggunaan secara rutin
dan pelestarian dari inovasi pembelajaran dalam suatu struktur atau budaya
organisasi. Tujuan dari implementasi adalah menjamin penggunaan yang benar oleh
individu dalam oraganisasi. Tujuan dari pelembagaan adalah untuk
mengintregasikan inovasi dalam struktur dan kehidupan organisasi.
4)
Kebijakan
dan Regulasi
Kebijakan
dan Regulasi adalah aturan dan tindakan dari masyarakat atau wakilnya yang
mempengaruhi difusi atau penyebaran dan penggunaan teknologi pembelajaran.
Kebijakan dan peraturan biasanya dihambat oleh permasalahan etika dan ekonomi.
Kecenderungan
dan permasalahan dalam kawasan pemanfaatan umumnya berkisar pada kebijakan dan
peraturan yang mempengaruhi penggunaan, difusi, implementasi dan pelembagaan.
Masalah lain yang berhubungan dengan kawasan ini adalah bagaimana gerakan
restrukturisasi sekolah dapat mempengaruhi penggunaan sumber belajar.
Pertumbuhan yang pesat dari bahan dan sistem berasaskan komputer telah
meningkatkan resiko politik dan ekonomi bagi yang akan mengadakan adopsi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan diantaranya adalah; sikap
pembelajar terhadap teknologi, tingkat independensi pembelajar, dan faktor lain
yang dapat menghambat dan mendukung media dan materi pembelajaran dalam konteks
yang lebih luas.
4. Kawasan Pengelolaan
Pengelolaan adalah bagian integral dan sering
dihadapi oleh para teknolog pendidikan. Pengelolaan meliputi
pengendalian teknologi pembelajran melalui : perencanaa, pengorganisasian,
pengkoordinasian, dan supervisi. Kawasan pengelolaan bermula dari administrasi
pusat media, program media dan layanan media. Pembauran perpustakaan dengan
program media membuahkan pusat dan ahli media sekolah. Program media sekolah
ingin menggabungkan bahan cetak dan non cetak sehingga timbul peningkatan
penggunaan sumber-sumber teknologikal dan kurikulum.
Dengan semakin rumitnya
praktik pengelolaan dalam bidang teknologi pembelajaran ini, teori pengelolaan
umum mulai diterapkan dan diadaptasi. Keberhasilan system pembelajaran jarak
jauh bergantung pada pengelolaannya, karena lokasi yang menyebar. Dengan lahirnya
teknologi baru dimungkinkan disedianya cara baru untuk mendapatkan informasi. Kerumitan Pengelolaan akan semakin meningkat dengan
dengan membesarnya usaha sebuah sekolah kacil menjadi besar (Seels dan Richey,
1994: 54)
Pengelolaan meliputi pengendalian teknologi
pembelajaran melalui perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian dan
supervisi. Pekerjaan pengelolaan dimulai dari administrasi pusat media,program
media, dan pelayanan pemanfaatan media. Pengelolaan meliputi:
1)
Pengelolaan Proyek.
Pengelolaan
proyek meliputi perencanaan, monitoring dan pengendalian proyek desain dan
pengembangan suatu produk pembelajaran tertentu (Seels dan Richey, 1994: 55).
2)
Pengelolaan Sumber
Pengelolaan
Sumber mencakup perencanaan, pemantauan, dan pengendalian sistem pendukung dan
pelayanan sumber. Biasanya mengatur bagaimana memanfaatkan dengan optimal
sumber yang ada (Seels dan Richey, 1994: 55).
3)
Pengelolaan Sistem Penyampaian
Pengelolaan
Sistem Penyampaian meliputi perencanaan, pemantauan, pengendalian “ cara bagaimana
distribusi bahan pembelajaran diorganisasikan ... hal tersebut merupakan suatu gabungan medium
dan cara penggunaan yang dipakai dalam menyajikan informasi pembelajaran kepada
peserta didik (Ellington dan Harris, dalam Seels dan Richey, 1994: 56).
4)
Pengelolaan Informasi
Pengelolaan
Informasi meliputi perencanaan, pemantauan, dan pengendalian cara penyimpanan, pengiriman/pemindahan atau
pemrosesan informasi dalam rangka tersedianya sumber untuk kegiatan belajar
(Seels dan Richey, 1994: 56).
5. Kawasan Penilaian
Penilaian
adalah kegiatan untuk mengkaji serta memperbaiki suatu produk atau program
(Prawiradilaga, 2012: 54). Perbaikan dilakukan berdasarkan masukan atau
informasi yang diterima. Masih banyak pihak yang melakukan evaluasi belajar
dengan cara membandingkan kemampuan seorang peserta didik dengan temannya,
seharusnya penilaian yang diharapkan adalah merujuk pada tujuan pembelajaran.
Kawasan penilaian meliputi analisis masalah, pengukuran acuan patokan, dan
penilaian formatif dan sumatif.
1)
Analisis Masalah.
Analisis
masalah Termasuk penentuan sifat dan parameter
masalah dengan menggunakan
pengumpulan-informasi dan pengambilan keputusan strategi. Dalam membuat
keputusan. Dengan demikian upaya evaluasi termasuk identifikasi kebutuhan untuk
menentukan sejauh mana masalah dapat dikelaskan sebagai pembelajaran,
mengindetifikasi kendala, sumber daya, karakteristik
peserta didik, dan menentukan tujuan dan prioritas (Seels dan Glasgow dalam
Seels dan Richey, 1994: 61).
2)
Pengukuran Acuan-Patokan (Criterion-Referenced
Measurement).
Kriteria pengukuran penilaian melibatkan teknik untuk
menentukan penguasaan materi pelajaran yang telah ditentukan sebelumnya.
Kriteria referensi penilaian menyediakan informasi tentang penguasaan seseorang
terhadap pengetahuan, sikap dan keterampilan relatif terhadap tujuan.
Kesuksesan pada kriteria referensi penilalan sering berpedoman pada dapat
melakukan suatu kompetensi tertentu.
3)
Penilaian Formatif dan Sumatif.
Evaluasi
Formatif melibatkan pengumpulan informasi tentang kecukupan dan menggunakan
informasi ini sebagai dasar untuk pengembangan lebih lanjut. Evaluasi sumatif
melibatkan pengumpulan informasi tentang kecukupan dan menggunakan informasi
ini untuk membuat keputusan tentang pemanfaatan. Metode evaluasi sumatif dan formatif
berbeda. Evaluasi formatif tegantug pada teknis (isi) review dan tutorial, uji
coba kelomok kecil atau besar. Metode pengumpulan data biasanya informal
seperti observasi, wawancara dan test pendek. Evaluasi sumatif dalam bentuk
lain membutuhkan prosedur lebih formal dan metode pengumpulan data. Evaluasi
sumatif biasanya studi perbandingan kelompok dalam desain quasi eksperimen.
Keduanya evaluasi formatif dan suamtif membutuhkan pertimbangan perhatian untuk
menyeimbangkan penilaian kualitatif dan kuantitatif
C.
Peran
(Fungsi) Kawasan
Mengetengahkan sifat taksonomi
dari struktur kawasan. Tujuan utama dalam membuat suatu taksonomi adalah untuk
mempermudah komunikasi. (Bloom, 1956 : 10-11).Pesatnya perubahan dan
penyesuaian teknologi menuntut terjadinya alih pengetahuan dari teknologi yang
satu kepada yang lain. Tanpa “kemungkinan dapat ditransfer” ini landasan
penelitian harus diciptakan kembali untuk setiap teknologi yang baru. Dengan
mengidentifikasi lingkup taksonomi, kaum akademisi dan para praktisi dapat
memecahkan permasalahan penelitian, dan para praktisi bersamadengan para
teoritisi dapat mengidentifikasi kelemahan teori dalam menunjang dan meramalkan
aplikasi Teknologi Pembelajaran.
D.
Hubungan
Antar Kawasan
-
Hubungan antar kawasan dapat bersifat tidak linier,
dengan kata lain bagaimana kawasan-kawasan tersebut saling melengkapi dengan
ditunjukannya lingkup peneltian dan teori dalam setiap kawasan.
-
Hubungan antar kawasan bersifat sinergik. Misalnya :
Seorang praktisi yang bekerja dalam kawasan pengembangan menggunakan teori dari
kawasan desain, seperti teori desain system pembelajaran dan desain pesan.
-
Hubungan kawasan dalam bidang bersifat saling
melengkapi, setiap kawasan memberikan kontribusi terhadap kawasan yang lain dan
kepada penelitian maupun teori yang digunakan bersama oleh semua kawasan.
II.
KESIMPULAN
A. Kawasaan Teknologi
Pembelajaran
Kawasan Teknologi
Pembelajaran, dirumuskan berlandaskan lima bidang garapan dari Teknologi
Pembelajaran yaitu :
1. Kawasan Desain meliputi: (a)
Desain syistem pembelajaran, (b) Desai pesan, (c) Strategi pembelajaran, (d)
karakteristik peserta didik.
2. Kawasan pengembangan meliputi
: (a) Multimedia, (b) Teknologi berbasis Komputer , (c) Teknologi Audio-visual
, (d) Teknologi cetak.
3. Kawasan pemanfatan
4. Kawasan pengelolaan melalui :
perencanaa, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan supervisi.
5. Kawasan penilaian meliputi :
(a) Analisis masalah, (b) Pengukuran acuan patokan,(c) penilaian formatif dan,
(d) penilaian sumatif.
B. Peran dan fungsi kawasan.
C. Hubungan antara kawasan.
III.
SARAN
Kami menyarankan bahwa : kita
sebagai seorang calon guru harus bisa menjadi konselor yang dapat membimbing
siswa-siswa dalam memecahkan masalah yang dihadapinya. Kami menyadari bahwa
dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kami mohon
kritik dan saran dari Dosen dan teman-teman sekalian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar