Posisi Islam Di Antara Agama-Agama Di Dunia
Islam merupakan agama terakhir yang menjadi penyempurna dan pengoreksi dari agama-agama sebelumnya. Islam agama perdamaian, jauh dari sikap bermusuhan, peperangan dan sebagainya. Oleh
karena itu, upaya-upaya kaum barat yang menghubungkan islam sebagi
agama kaum teroris adalah sama sekali jauh dari sifat ajaran islam yang
demikian.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Sebelum islam
datang ke dunia ini, telah terdapat sejumlah agama yang dianut oleh umat
manusia. Para ahli ilmu perbandingan agama (The
Comparative Study of Religion) bias membagi agama sebagai garis besar ke
dalam dua bagian. Pertama, kelompok
agama yang diturunkan oleh tuhan melalui wahyu-Nya sebagaimana termaktud dalam
kitab suci alquran. Agama yang demikian disebut dengan agama samawi (agama
langit) karena berasal dari atas. Yang termasuk dalam agama kelompok pertama ini
yaitu, Yahudhi, Nasrani, dan Islam. Kedua,kelompok
agama yang didasarkan pada hasil renungan yang mendalam dari tokoh yang
membawanya sebagaimana terdokumentasikan ke dalam kitab suci yang disusunya. Agam
yang demikian ini biasanya disebut dengan agama ardli (agama bumi) karena
berasal dari bumi. Yang termasuk kedalam agama yang seperti ini antara lain
agama Hindu, Budha, Majusi, Kong Hucu, dan lain sebagainya.
Agama-agama
tersebut hingga sekarang masih dianut oleh umat manusiadi dunia, dan
disampaikan scara turun temurun oleh penganutnya. Di dalam mengkaji agama islam
biasa sering dihadapkan dengan agama-agama tersebut. Sebagian dari mereka ada
yang bersifat inklusif pluralis, yakni mengakui keberadaan agama-agama
tersebut, menghormati dan membiarkanya hidup berdampingan. Dan sebagian yang
lain adapula yang bersifat eksklusif, yakni tertutup, tidak mengakui
agama-agama lain itu, bahkan menganggapnya sebagai yang keliru dan mesti
dijauhi.
Berkenaan dengan
itu, kajian terhadap posisi islam di antara agama-agama tersebut perlu
dilakukan, sambil melihat persamaan dan perbedaan diantara agama-agama tersebut
serta sikap yang seharusnya diambil oleh para penganut agama.
B.
Tujuan
Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini
adalah sebagai berikut:
1. Sebagai
tugas mata kuliah metode studi islam
2. Agar
dapat memahami posisi islam di antara agama-agama di dunia.
BAB II
PEMBAHASAN
Islam adalah
agama terakhir di antara sekalian agama besar di duniayang semuanya merupakan
kekuatan raksasa yang menggerakkan revolusi dunia, dan mengubah nasib sekalian
bangsa. Selain itu, islam bukan saja agama yang terakhir melainkan agama yang
melingkupi segala-galanya dan mencangkup sekalian agama yang datang sebelumnya.
Mengenai
posisi islam terhadap agama-agama yang datang sebelumnya dapat dikemukakan
sebagai berikut.
- Ciri Khas Agama Islam
Dapat dilihat
dari ciri khas agama islam yang paling menonjol yaitu bahwa islam menyuruh para
pemeluknya agar beriman dan mempercayai bahwa sekaian agama besar di dunia
sebelumnya yang datang diturunkan dan diwahyukan oleh Allah SWT. Salah satu
rukun iman ialah bahwa orang harus beriman kepada sekalian nabi yang diutus
sebelum nabi Muhammad SAW .
Di dalam
alquran dijumpai ayat-ayat yang menyuruh umat islam mengakui agama-agam yang
diturunkan sebelumnya sebagai bagian dari rukun iman . misalnya ayat yang
berbunyi:
tûïÏ%©!$#ur tbqãZÏB÷sム!$oÿÏ3 tAÌ“Ré& y7ø‹s9Î) !$tBur tAÌ“Ré& `ÏB y7Î=ö7s% ÍotÅzFy$$Î/ur ö/ãf tbqãZÏ%qムÇÍÈ
Artinya : Dan mereka
yang beriman kepada kitab (Al Quran) yang telah diturunkan kepadamu dan
Kitab-Kitab yang telah diturunkan sebelummu[1], serta mereka yakin akan adanya
(kehidupan) akhirat[2].(QS
Al-Baqarah, 2:4)
[1]
Kitab-Kitab yang telah diturunkan sebelum Muhammad s.a.w. ialah Kitab-Kitab
yang diturunkan sebelum Al Quran seperti: Taurat, Zabur, Injil dan
Shuhuf-Shuhuf yang tersebut dalam Al Quran yang diturunkan kepada Para rasul.
Allah menurunkan kitab kepada Rasul ialah dengan memberikan wahyu kepada Jibril
a.s., lalu Jibril menyampaikannya kepada rasul.
[2]
Yakin ialah kepercayaan yang kuat dengan tidak dicampuri keraguan sedikitpun.
akhirat lawan dunia. kehidupan akhirat ialah kehidupan sesudah dunia berakhir.
yakin akan adanya kehidupan akhirat ialah benar-benar percaya akan adanya
kehidupan sesudah dunia berakhir.
(#þqä9qè% $¨YtB#uä «!$$Î/ !$tBur tAÌ“Ré& $uZøŠs9Î) !$tBur tAÌ“Ré& #’n<Î) zO¿Ïdºtö/Î) Ÿ@ŠÏè»oÿôœÎ)ur t,»ysó™Î)ur z>qà)÷ètƒur ÅÞ$t6ó™F{$#ur !$tBur u’ÎAré& 4Óy›qãB 4Ó|¤ŠÏãur !$tBur u’ÎAré& šcq–ŠÎ;¨Y9$# `ÏB óOÎgÎn/§‘ Ÿw ä-ÌhxÿçR tû÷üt/ 7‰tnr& óOßg÷YÏiB ß`øtwUur ¼çms9 tbqãKÎ=ó¡ãB ÇÊÌÏÈ
Artinya : Katakanlah
(hai orang-orang mukmin): "Kami beriman kepada Allah dan apa yang
diturunkan kepada Kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma'il, Ishaq,
Ya'qub dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta apa
yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhannya. Kami tidak membeda-bedakan
seorangpun diantara mereka dan Kami hanya tunduk patuh kepada-Nya". (QS Al-Baqarah, 2:136)
z`tB#uä ãAqß™§9$# !$yJÎ/ tAÌ“Ré& Ïmø‹s9Î) `ÏB ¾ÏmÎn/§‘ tbqãZÏB÷sßJø9$#ur 4
<@ä. z`tB#uä «!$$Î/ ¾ÏmÏFs3Í´¯»n=tBur ¾ÏmÎ7çFä.ur ¾Ï&Î#ß™â‘ur Ÿw ä-ÌhxÿçR šú÷üt/ 7‰ymr& `ÏiB ¾Ï&Î#ß™•‘ 4
(#qä9$s%ur $uZ÷èÏJy™ $oY÷èsÛr&ur (
y7tR#tøÿäî $oY/u‘ šø‹s9Î)ur çŽÅÁyJø9$# ÇËÑÎÈ
Artinya
: Rasul telah beriman kepada Al Quran yang
diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman.
semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan
rasul-rasul-Nya. (mereka mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan antara
seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya", dan mereka
mengatakan: "Kami dengar dan Kami taat." (mereka berdoa):
"Ampunilah Kami Ya Tuhan Kami dan kepada Engkaulah tempat kembali."
(QS Al-Baqarah, 2:285)
Berdasarkan ayat-ayat tersebut
terlihat jelas bahwa posisi islam diantara agama-agama lainya dari sudut
keyakina adalah agama yang meyakini dan
mempercayai agama-agama yang dibawa oleh para rasul sebelumnya. Dengan demikian
orang islam bukan saja beriman kepada nabi Muhammad SAW. Melainkan beriman pula
kepada semua nabi. Menurut ajaran Alquran yang terang benderang, bahwa semua
bangsa telah kedatangan nabi: tidak ada satu umat, melainkan seorang juru ingat
telah berlalu di kalangan mereka. (QS Faathir, 35:24). Dengan demikian, orang
islam adalah orang yang beriman kepada para nabi dan kitab suci dari semua
bangsa. Orang yahudi hanya percaya kepada para nabi bangsa Israel; orang
Kristen hanya percaya pada yesus kristus, dan dalam kadar kecil, percaya juga
kepada para nabi bangsa Israel, orang budha hanya percaya pada sang budha,
orang majusi hanya percaya kepada zaraustra, orang hindu hanya percaya kepada
para nabi yang timbul di india, orang kong hu cu hanya percaya kepada kong
hucu, tetapi orang islam percaya kepada semua nabi dan kepada Muhammad SAW.
Sebagai nabi terakhir. Oleh karena itu, islam adalah agama yang meliputi
semuanya, yang mencangkup segala agama didunia. Demikian pula dengan kitab
sucinya, yaitu Alquran, adalah gabungan dari semua kitab suci di dunia.
- Islam Sebagai Agama Yang Terakhir
Posisi islam diantara agama-agama
besar didunia dapat pula dilihat dari ciri khas agama islam yang memberikan
kedudukan yang istimewa diantara sekalian agama. Selain menjadi agama yang
terakhir, dan yang meliputi semuanya, islam adalah pernyataan kehendak ilahi
yang sempurna. Didalam Alquran dinyatakan yang artinya:
“Pada
hari itu aku sempurnakan untuk kamu agama kamu, dan aku lengkapkan nikmat-ku
kepada kamu, dan aku pilihkan islam sebagai agama.” (QS Al-Maidah, 5:3)
Sebagaimana halnya bentuk-bentuk
kesafaran yang lain, kesadaran beragama bagi manusia sedikit demi sedikit dan
berangsur-angsur dari abad keabad mengalami kemajuan, dan ini menciptakan titik
kesempurnaan dalam islam.
- Peran Penting Yang Dimainkan Oleh Islam
Posisi islam diantara agama-agama
yang lainnya dapat dilihat dari peran yang dimainkanya. Dalam hubungan ini
agama islam memiliki tugas besar, yaitu:
1. Mendatangkan perdamaian dunia
dengan membentuk persaudaraan diantara sekalian agama di dunia. Hal ini
dijelaskan dalam Alquran bahwa banyak dijumpai ayat-ayat dalam yang menganjurkan
kepada umat islam agar hidup saling berdampingan dan saling menghormati dengan
penganut agama yang lainnya, misalnya: untukmu agamamu, dan untukkulah agamaku
(QS AL-Kafirun, 109:6).
2. Menghimpun segala kebenaran yang
termuat dalam agama yang telah ada sebelumnya. Hal ini diibaratkan dengan
sebuah rumah, agama-agama sebelumnya dapat diibaratkan sebagai yang membawa
genteng, dinding, pintu, jendela dan yang lainnya. Islam dating membawa semua
yang menghimpunya dalam sebuah system bangunan yang kokoh, utuh dan
konperhensif.
3. Memperbaiki kesalahan-kesalahan
yang telah diperbuat oleh para penganut agama sebelumnya yang kemudian
dimasukkan ke dalam agamanya itu. Hal ini dijelaskan di dalam Alquran banyak
dijumpai ayat-ayat yang menjelaskan adanya penyimpangan yang dilakukan sebagain
penganut agama tertentu yang kemudian dimasukkan ke dalam agama tersebut. Islam
dengan Alquran datang mengoreksinya.dalam hubungan ini Alquran datang sebagai
al-muhaimin, yaitu yang menguji dan menyeleksi serta sekaligus membersihkan agama
dari pengaruh paham-paham yang salah.
4. Mengajarkan kebenaran yang abadi
yang sebelumnya blum pernah diajarkan, berhubungan dengan bangsa atau umat pada
waktu itumasih dalam tarap permulaan dari tingkat perkembangan mereka dan yang
terakhir ialah memenuhi segala kebutuhan moral dan rohani bagi umat manusia
yang selalu bergerak manju, karena agama-agama yang datang sebelumnya hanya
berlaku hanya utuk zaman tertentu saja, tetapi islam datang untuk zaman yang
tidak terbatas. Islam berlaku sepanjang zaman, segala bangsa dan segala keadaan
ajarannya tetap berlaku.
- Unsur Pembaharuan Di Dalam Islam
Posisi islam di antara agama-agama
lain dapat pula dilihat dari adanya unsur pembaruan di dalamnya. Dengan
datangnya islam, agama memperoleh arti yang baru. Dalam hal ini paling kurang
ada dua hal, yaitu:
1. Agama tidak boleh dianggap sebagai
digma yang orang harus menerimanya, jika ia ingin selamat dari siksaan yang
kekal. Dalam islam, agama harus diperlakukan sebagai ilmu yang didasarkan atas
pengalaman universal umat manusia. Bukan hanya bangsa ini atau bangsa itu saja
yang menjadi pilihan Allah yang menerima wahyu ilahi. Sebaliknya wahyu diakui
sebagai factor penting untuk evolusi manusia. Selanjutnya mengenai pengertian
agama sebagai ilmu, ini dimantapkan dengan menyajikan ajaran agama sebagai
landasan bagi perbuatan. Tak ada satupun ajaran agama yang tak dijadikan landasan perbuatan bagi perkembangan manusia
menuju tingkat kehidupan yang lebih tinggi lagi.
2. Ruang lingkup agama itu tidak
terbatas pada kehidupan akhirat saja melainkan juga mencakup kehidupan dunia.
Dengan kehidupan dunia yang baik, manusia dapatmencapai kesadaran akan adanya
kehidupan yang lebih tinggi.
- Sifat Penting Yang Dimiliki Islam
Posisi islam diantara agama-agam
yang lain dilihat dari dua sifat yang dimiliki ajaran islam, yaitu akomodatif dan persuasif. Islam berupaya mengakomodir ajaran-ajaran agama masa
lalu dengan memberikan makna dan semangat baru di dalamnya. Sebelum islam
datang misalnya dijumpai adanya kebiasaan melakukan kurban persembahan kepada
para dewa dan arwah leluhur untuk memperoleh keberkahan. Kebiasaan kurban ini
diteruskan oleh agama islam dengan mengganti benda yang dikurbankan bukan lagi
manusia melainkan hewan ternak. Tujuan dari kurban adalah sebagai pengabdian
dan rasa syukur kepada Tuhan atas segala karunia yang diberikan Nya, sedangkan
daging kurban diberikan kepada fakir miskindan orang-orang yang kurang mampu.
Dengan kurban tersebut maka akan tercipta tujuan agama, yaitu menjalani
hubungan manusia dengan Tuhan dan hubungan manusia dengan manusia. Syariat
tentang kurban ini diabadikan dalam Alquran pada ayat yang berbunyi:
!$¯RÎ) š»oYø‹sÜôãr& trOöqs3ø9$# ÇÊÈ
Èe@|Ásù y7În/tÏ9 öptùU$#ur ÇËÈ
Artinya:
1.
Sesungguhnya Kami telah memberikan
kepadamu nikmat yang banyak.
2. Maka dirikanlah
shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah. (QS Al-Kautsar, 108:1-2)
Hal lain yang merupakan masa lalu yang diteruskan oleh islam pada
masa berikutnya dengan melakukan
perubahan adalah kebiasaan melakukan pesta paling kurang dua kali selama
setahun yang diadakan disekitar ka’bah. pada pesta tersebut mereka
memperlombakan pembacaan pusi, nyayian-nyayian, hingga mabuk-mabukan dan
perbuatan-perbuatan foya-foya lainnya. Islam melanjutkan kebiasaan tersebut
dengan perayaan Idul Adha dan Idul Fitri, yang diisi dengan memanjatkan puji
syukur, ibadat salat, berkurban dan melakukan sedekah dengan serangkaian
perbuatan kebaikan yang lainnya.
Selanjutnya ciri islam terhadap
agama lainnya adalah persuasive, yaitu dari satu segi islam melihat adanya hal-hal
yang tidak disetujui dan harus dihilangkan, namun dari segi yang lain islam
mengupayakan agar menghilangkan proses yang demikian tidak menimbulakan gejolak
social yang merugikan. Upaya tersebut dilakukan secara persuasive. Proses
tersebut dilakukan secara bertahap (tadrij)
sambil menjelaskan makna larangan tersebut yang disesuaikan dengan tingkat
kemampuan intelektual mereka, hingga akhirnya perbuatan tersebut benar-benar
ditinggalkan. Sebagai contoh adalah terlihat pada larangan islam terhadap riba,
judi, minuman keras, dan memuja berhala. Islam menjelaskan bahwa riba dan judi
akan menimbulakan kesengsaraan dan merugikan ekonomi sosial masyarakat.
Sedangkan minuman keras dapat merusak pikiran dan kesehatan yang dapat
merugikan kehidupan manusia.
Namun dengan demikian islam dalam
proses pelarangannya menempuh cara yang persuasive. Dimulai dengan membiarkan
apa adanya, kemudian menjelaskan pengaruh positif dan negatifnya pada saat
mereka bertanya. Seteah itu minuman keras tersebut dilarang pada saat-saat
tertentu saja, yaitu pada saat akan melakukan salat, kemudian dilarang pada
kapan saja.
- Islam Dilihat Dari Segi Moral
Hubungan islam dengan agama lain
dilihat dari segi ajaran moral atau akhlak yang mulia yang ada di dalmanya.
Seperti
kita jumpai ajaran moral dalam agama-agam sebagia berikut:
Dalam hindu terdapat ajaran
pengandalian tentang kesenangan. Ajaran ini megajarkan bahwa keinginan terhadap
kesenangan merupakan hal yang bersifat alamiah, sesuai dengan kodrat manusia.
Kepada orang yang menginginkan kesenangan, ajaran hindu mengatakan: silahkan,
hal itu tidak jelek. Kesenangan adalah salah satu dari empat tujuan yang sah
dalam hidup kita. Ajaran tentang pengendalian diri dari mempertaruhkan hawa
nafsu yang berakibat terjadinya tindak kejahatan ini dapat pula dijumpai pada
agama budha. Dalam ajaran budha terdapat sejumlah ajaran etnis tentang larangan
membunuh, larangan mencuri, berdusta, mempertaruhkan hawa nafsu, dan
minum-minuman yang memabukkan.
Ajaran tentang pengendalian diri
dapat pula dijumpai dalam ajaran yahudi yang dibawa oleh nabi Musa. Di dalam
agama yahudi terdapat sepuluh perintah tuhan yang meliputi:
1. Pengakuan terhadap tuhan yang maha
esa
2. Larangan mempersekutukan tuhan
dengan apa saja dan dimana saja
3. Larangan menyebut nama Tuhan dengan
kata-kata yang dapat menyia-nyiakanNya.
4. Memuliakan hari pemberhentian Tuhan
dan menciptakan, yaitu hari sabbat.
5. Menghormati ayah dan ibu
6. Larangan membuuh sesame manusia
7. Larangan berbuat zina
8. Larangan mencuri
9. Larangan menjadi saksi palsu
10. Menahan dorongan hawa nafsu untuk
memiliki sesuatu yang bukan miliknya.
Selanjutnya dalam agama Kristen
dijumpai pula ajaran tentang berbuat baik yang bertolak pada pengendalian diri.
Dalam kitab perjanjian lama, terdapat kata-kata yang sering diulang-ulang oleh
yesus. Kata-kata tersebut antara lain berbunyi: “ cintailah sesame manusia
sepertia anda mencintai dirimu sendiri. Lakukanlah terhadap orang lain apa yang
anda ingin lakukan terhadap diri anda sendiri. Datanglah kepadaku, kamu semua
yang letih dan berbeban berat dan aku akan menyegarkan kamu.” “ carilah
kebenaran maka kebenaran akan memerdekakan kamu.”
Lebih lanjut dalam agam Kristen
ditekankan agar mengabaikan sama sekali
sifat-sifat pribadi pada orang –orang tertentu, yang bisanya menimbulkan
perasaan suka atau tidak suka pada mereka, atau dengan kalimat yang hamper sama
nadanya: “ karena itu hendaklah engkau menghilangkan sifat mementingkan diri
sendiri dan bersifat pemurah dalam setiap hal yang menyangkut kebaikan hatimu”.
Ajaran tentang pengendalian hawa
nafsu keduniaan (hedonism) yang diikuti oleh keharusan melakukan hal yang baik
bagi kemanusiaan dalam makhluk lainnya dapat dijumpai pula dalam ajaran isalam
yang bersumber pada Alquran dan Al-Sunah.
Alquran memngingatkan kepada
penganutnya agar jangan memperturutkan hawa nafsu, karena mereka yang mengikuti
hawa nafsunya akan mudah terjerumus ke dalam kehidupan yang menyengsarakan.
Allah SWT. Berfirman:
ö@è% ’ÎoTÎ) àMŠÍkçX ÷br& y‰ç6ôãr& šúïÏ%©!$# tbqããô‰s? `ÏB Èbrߊ «!$# 4 @è% Hw ßìÎ7¨?r& öNà2uä!#uq÷dr& ô‰s% àMù=n=|Ê #]ŒÎ) !$tBur O$tRr& šÆÏB tûïωtFôgãKø9$# ÇÎÏÈ
Artinya : Katakanlah: "Sesungguhnya aku dilarang menyembah tuhan-tuhan yang
kamu sembah selain Allah". Katakanlah: "Aku tidak akan mengikuti hawa
nafsumu, sungguh tersesatlah aku jika berbuat demikian dan tidaklah (pula) aku
Termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk". (QS Al-An’am, 6:56)
z`Îiƒã— Ĩ$¨Z=Ï9 =ãm ÏNºuqyg¤±9$# šÆÏB Ïä!$|¡ÏiY9$# tûüÏZt6ø9$#ur ÎŽÏÜ»oYs)ø9$#ur ÍotsÜZs)ßJø9$# šÆÏB É=yd©%!$# ÏpžÒÏÿø9$#ur È@ø‹y‚ø9$#ur ÏptB§q|¡ßJø9$# ÉO»yè÷RF{$#ur Ï^öysø9$#ur 3 šÏ9ºsŒ ßì»tFtB Ío4qu‹ysø9$# $u‹÷R‘‰9$# ( ª!$#ur ¼çny‰YÏã ÚÆó¡ãm É>$t«yJø9$# ÇÊÍÈ
Artinya : Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang
diingini, Yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas,
perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak[1] dan sawah ladang. Itulah
kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik
(surga). (QS Al-Ali Imran, 3:14)
[1]
Yang dimaksud dengan binatang ternak di sini ialah binatang-binatang yang
Termasuk jenis unta, lembu, kambing dan biri-biri.
Æ÷tGö/$#ur !$yJ‹Ïù š9t?#uä ª!$# u‘#¤$!$# notÅzFy$# ( Ÿwur š[Ys? y7t7ŠÅÁtR šÆÏB $u‹÷R‘‰9$# ( `Å¡ômr&ur !$yJŸ2 z`|¡ômr& ª!$# šø‹s9Î) ( Ÿwur Æ÷ö7s? yŠ$|¡xÿø9$# ’Îû ÇÚö‘F{$# ( ¨bÎ) ©!$# Ÿw =Ïtä† tûïωšøÿßJø9$# ÇÐÐÈ
Artinya : Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari
(kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah
telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka)
bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.
(QS Al-Qashash, 28:77)
‘@ä. <§øÿtR èps)ͬ!#sŒ ÏNöqpRùQ$# 3 $yJ¯RÎ)ur šcöq©ùuqè? öNà2u‘qã_é& tPöqtƒ ÏpyJ»uŠÉ)ø9$# (
`yJsù yyÌ“ômã— Ç`tã Í‘$¨Y9$# Ÿ@Åz÷Šé&ur sp¨Yyfø9$# ô‰s)sù y—$sù 3
$tBur äo4quŠyÛø9$# !$u‹÷R‘$!$# žwÎ) ßì»tFtB Í‘rãäóø9$# ÇÊÑÎÈ
Artinya : Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. dan Sesungguhnya pada hari
kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan
dimasukkan ke dalam syurga, Maka sungguh ia telah beruntung. kehidupan dunia
itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan. (QS Al-Ali Imran,
3:185)
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan
uraian diatas, terlihat dengan jelas bahwa posisi islam di antara agama-agama
lain tampak bersifat adil, objektif, proporsional. Dengan sifatnya yang adil
ajaran islam mengakui eksistensi dan peran yang dimainkan agama-agama yang
pernah ada di dunia. Sebagai agama yang bersifat objektif, ajaran islam
memberikan penilaian apa adanya terhadap agama-agama lain. Terhadap agama lain
yang benar dibenarkan oleh islam, danterhadap agama yang tesesat disalahkan dan
diperbaiki oleh ajaran islam. Dan terhadap agama yang tidak seimbang dalam
memberikan perhatian, diberikan perhatian yang proporsional. Dengan pandangan
yang demikian itu maka islam bukanlah agama yang eksklusif, yakni tidak mau
berkompromi dan berdialog dengan agama lain, melainkan agama yang terbuka,
rasional, objektif, dan demokratis. Islam adalah untuk orang-orang yang
menggunakan pemikirannya. Dengan sifatnya yang demikian itu, maka islam telah
tampil sebagai penyempurna, korektor, pembenar, dan sekaligus sebagai pembaru.
Posisi islam yang demikian itu membawa
penganut islam sebagai umat yang ideal, menjadi pemersatu dan perekat diantara
agama-agama yang yang ada di dunia.
Namun demikian,
diketahui bahwa di antara agama-agama tersebut terdapat segi-segi perbedaan
yang secara spesifik dimiliki oleh masing-masing. Segi-segi perbedaan yang
spesifik tersebut terdapat pada ajran
yang bersifat teologis normative. Yaitu ajaran yang diyakini sebagai yang
benar, tanpa memerlukam dalil-dalil yang harus memperkuatnya. Ajaran tersebut
dianggap sebagai yang ideal dan harus dilaksanakan. Ajaran-ajaran yang demikian
itu berkaitan dengan keyakinan (teologis) dan ritualistic, yakni peribadatan.
Terhadap ajaran-ajaran yang demikian itu masing-masing agama dianjurkan harus
menghargai dan menghormati.
Dengan melihat
posisi islam yang demikian itu, maka tidak ada alasan bagi siapapun untuk
mencurigai atau takut pada islam. Islam agama perdamaian, jauh dari sikap
bermusuhan, peperangan dan sebagainya. Oleh karena itu, upaya-upaya kaum barat
yang menghubungkan islam sebagi agama kaum teroris adalah sama sekali jauh dari
sifat ajaran islam yang demikian. Demikian pula terjadinya pertentangan antara
satu agama dengan agama yang lain sebagai mana terlihat dalam sejarah, sma
sekali bukan Karena disebabkan fakor agama, melainkan karena factor-faktor yang
mengatas namakan agama. Agama yang demikian itu terkadang dijauhkan dari watak
aslinya sebagai pembawa rahmat, diganti dengan sifat dan wataknya yang
menakutkan. Hal yang demikian juga boleh jadi dari sikap dan pandangan para
penganut agam masing-masing yang mencoba memaksa agama untuk membenarkan
tindakan penyimpangannya. Upaya ini harus segera dicegah dan dikembalikan ke
dalam situasi yang memperlihatkan keharmonisan antara agam-agama yang ada di
dunia.
B.
Saran
Adapun saran
yang dapat penulis sampaikan adalah semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca dan bagi penullis sendiri khususnya. Mohon maaf atas segala
kekurangan, karena kesempurnaan adalah milik Allah Swt semata.
DAFTAR PUSTAKA
Nata
Abuddin, Metodologi Studi Islam, (Jakarta
Mei 2012)
T.M. Hasbi Ashiddiqi, dkk, (SK Mentri Agama RI. No.26
Tahun 1967), Alquran dan Terjemahnya,
Semarang 1994
Maulana
Muhammad Ali, Islamologi (Dinul
Islam), Jakarta
makalahtarbiyah7s.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar